Lanjut para suhu...
Dengan menggandeng istriku aku memasuki kamar pembaringan kami, dan setibanya di dalam kamar aku segera menutup pintu kamarku, namun kubiarkan pintu kamarku tertutup tanpa terkunci. Kulihat istriku sudah menaiki ranjangnya dan mulai rebah diatasnya, cantik sekali kulihat istriku, dengan berbalut pakaian daster yang cukup pendek menurutku.
Kumatikan lampu kamarku dan segera kuhampiri istriku diatas pembaringannya, kudekap mesra istriku yang saat itu dalam posisi menyamping ke kanan. Perlahan namun pasti kuarahkan tanganku untuk meraih payudaranya yang memang sudah tidak tertutupi oleh bra seperti kebiasaannya saat akan tidur. Serta kecupan-kecupan kecil kudaratkan pada leher belakang istriku hingga ke bawah telinganya guna membangkitkan gairah sexnya. “ akhh... ayyahh...”, desahnya mulai terangsang dengan apa yang kulakukan. Mendengar desahannya aku semakin semangat melakukan seranganku, dengan tetap lembut terus kuberikan rangsangan-rangsangan pada leher dan remasan lembut di payudaranya. Sessat istriku menoleh ke belakang melihatku dengan wajah bergairah, aku tau apa yang dia mau...., segera ku kecup lembut bibirnya, pelan namun pasti perlahan ia mulai membalas kecupan bibirku dan mulai membuka mulutnya serta menjulurkan lidahnya. Dengan sigap segera kuhisap kuat lidahnya yang menjulur hingga membuatnya semakin bergejolak. “ akkhhh.... Hmmm.... ayahh....”, desahnya makin berat. Tibaa-tiba kurasakan belaian halus pada batang kontolku, entah sejak kapan tangan istriku masuk dalam celana boxerku, ia genggam lembut batang kontolku serta dikocokya secara perlahan dan membuatku merasakan begitu nikmat pada rangsangan yang ia berikan.
“ akkhhh iyaa sayang.... oukh.. ennak...”, desahku ditelinganya.
Aku tak mau kalah, perlahan kuarahkan tanganku dan masuk kedalam celana dalamnya, ku gosok lembut klitorisnya hingga membuat kemaluan istriku semakin becek. “ Oufhhh.... Aakkhhh... AYAAHHH....!!!”, desh istriku semakin menggila merasakan kemaluannya dibuai jari jemariku. “ ayah kangen kamu... “, bisikku ditelinganya. “ aku juga kangen ayahh...”, jawabnya beserta desahan lembutnya.
Emua kulakukan dengan sangat intens dan lembut, karena istriku tak senang dengan sikap sex yang kasar dan terkesan terburu-buru, ia lebih menyukai rangsangan-rangsangan ketimbang penetrasi pada kemaluannya, entahlah mungkin karena ia sudah tidak lagi mendapatkan kenikmatan saat batang kontolku memasuki lubang memeknya mungkin.
“ Oukhhh... Akkhhh... iyah ayahhh... iyaaaa, terusss... akhhh hisap yang kuat yahhh...”, Desahnya makin menggila seiring payudaranya kuhisap dengan kuat. Tanpa kubuka baju daster yang ia gunakan dan hanya kusingkap ke atas hingga batas ketiaknya dan kumainkan kedua payudara mungilnya. Dengan tangan kananku perlahan kubuka celana dalamnya dan ia turut membantu dengan mengangkat pantatnya agar mudah.
Tampaklah gundukan daging pada kemaluannya yang bersih tanpa bulu kemaluan karena memang ia rajin mencukurnya sebab aku memang tak suka. Kulihat lubang menganga disana, lubang yang memang sudah tak se-sempurna dulu, merah merekah dengan lendirnya.
Perlahan kecupanku pada payudaranya mulai turun, turun ke perutnya, dan terus turun secara perlahan hingga ke lubang kemaluannya. “ Aakkhhhhhh.... Hekhhh.... Ayhhh...”, suaranya bagai orang tercekik saat kujilat klitorisnya. Ia jambak rambutku menahan serangan-seranganku pada selangkangannya.
Aroma wangi kemaluannya membuatku semakin bergairah dan kulahap habis semua cairannya. Cukup lama kami melakukan pemanasan itu, hingga istriku kemudian hendak menghisap kemaluanku karena ingin memberikan rangsangan balasan untukku, namun kucegah. “ jangan sayang...., hari ini kau yang akan kupuaskan”, cegahku.
Matanya menatapku sedikit curiga, namun ia buang semua perasaan itu dan mengikuti kemauanku. Saat kurasakan ia telah siap, untuk tahap berikutnya, kedua kakinya kubentangkan lebar dan perlahan kuarahkan batang kontolku pada bibir memeknya. Kulihat ia memejamkan mata meresapi dan menanti sesuatu yang akan memasuki dirinya. Saat kurasakan batang kontolku telah tepat pada lubang memeknya, perlahan mulai kutekan pinggulku hingga SLEBB.... Clebb....., “ Oufhhh.... akhhh sayang....”, nikmatnya sayang desahku meresapi menyatunya kelamin kami. “ akhhh.... hmmm”, desah lembut istriku saat ia rasakan batang kontolku menghujam penuh pada lubang memeknya, dan tangannya meraih pantatku dan menariknya dengan kuat serta ia menggoyangkan pinggulnya ke kiri dan kanan serta terkadang memutar dengan kuat seolah-olah ia menginginkan batang kontolku untuk lebih dalam lagi masuk dalam memeknya. “ Akkhhh... iyahhh ayahhh.... oukhhh...”, desahnya dengan memejamkan mata mencoba meresapi.
Kurasakan nikmat pada batang kontolku saat istriku memutar pinggulnya, lembut kurasakan di dalam sana, walau daya cengkramnya tak senikmat dulu saat belum melahirkan. Mungkin yang ia rasakan juga sama terhadapku.
Perlahan mulai ku ayun batang kontolku keluar masuk pada lubang memeknya dengan irama perlahan, sedang, dan terkadang menghujam dengan keras dan cepat ke dalam lubang memeknya. “ oukkhh.. iyahhh terusss ayahh., yang keras... Oukhh...”, desahnya meng-iringi setiap hujaman batang kontolku pada lubang memeknya.
Cukup lama kami bersetubuh dengan gaya misionaris, hingga akhirnya kuminta untuk merubah posisi dengan ia berada di atasku ( WOT ), posisi ini adalah posisi kesukaannya, dimana ia bisa lebih dominan dalam permainan sex . sesaat aku mulai rebah disampingnya, dan istriku mulai bangkit dan memposisikan dirinya di atasku, perlahan batang kontolku mulai ia arahkan tepat pada lubang memeknya, dan ketika ia rasa sudah tepat, perlahan ia mulai menurunkan pinggulnya. Blesss.... Clebbb..... kembali batang kontolku memasuki lubang memeknya. Oukhhh.... desah kami bersamaan seiring menyatunya kembali kelamin kami.
Pinggul istriku langsung menekan kuat dan melahap habis batang kontolku dengan lubang memeknya. “ akhhh.... hmmmm.... SShhh..”, desahnya semakin keras dan mulai menunjukkan sisi binal istriku saat mengejar kenikmatannya. “ Akkhhh... iyahhh sayang.... iyyaaa... goyang terusss akhhh,,, terusss”, desahku ikut menikmati goyangan-goyangan pinggulnya. Kubalas setiap goyangan pinggulnya dengan remasan-remasan lembut pada kedua payudaranya untuk meningkatkan gairahnya.
Lama kami melakukan posisi WOT, hingga kenikmatan yang kami kejar tak kunjung datang dan membuat istriku menjadi lemah dan lelah. “ ayo sayang... sekarang gantiaan kamu nungging, ayah yang goyang”, pintaku saat kulihat istriku mulai terlihat letih. Seketika iapun mengangkat pinggulnya dan membuat batang kontolku terlepas dari jepitan lubang memeknya.
Selanjutnya ia mulai memposisikan dirinya menungging, ia angkat tinggi pinggulnya dan ia rebahkan kepalanya serendah mungkin diatas kasur hingga terlihat bongkahan pantatnya yang amat sangat menggairahkan. Perlahan mulai ku posisikan batang kontolku tepat pada lubang memeknya dan Blesss.... kuhujam penuh batang kontolku memasuki lubang memeknya. “ Akhhh...”, pekik lembut istriku terkejut saat dengan cepat ia rasakan batang kontolku memasuki lubang memeknya. Kudiamkan sejenak dan kurendam batang kontolku menikmati hangat lubang memeknya.
Setelah kurasa cukup, batang kontolku mulai kugerakkan keluar masuk menggesek lubang memeknya dengan lembut serta hujaman-hujaman keras menusuk. Pinggulnya ku usap –usap lembut dengan kedua tanganku, tak bosan-bosan aku melihat kemolekan pinggulnya itu. Semakin lama intensitas goyanganku semakin cepat dan keras yang disambut oleh goyangan pinggul istriku.
terus dan terus,capat dan makin cepat gerakan pinggul kami mengejar nikmat yang sepertinya belum kami rasakan akan datang, sedangkan peluh sudah sangat kurasakan. Waktu sudah cukup lama kulalui dalam pertarungan ini dan kenikmatan yang kami harapkan sepertinya masih juga tak kunjung kurasakan.
Seketika kuhentikan pompaanku pada lubang memeknya, dan kulepaskan batang kontolku pada jepitan lubang memeknya. “ tunggu sayang... ayah mau pakai kondom silicon dulu”, kujelaskan padanya, saat kulihat ia menatapku dan bingung dengan apa yang hendak kulakukan.aku bersyukur dia mengerti dan tetap pada posisinya menanti aku kembali dengan kondom silicon pada batang kemaluanku.
Sesungguhnya saat itu aku akan mulai melaksanakan rencana yang talah aku dan Tito rencanakan. Kebetulan posisi lemari ada di belakang istriku serta tidak membuat istriku menruh curiga karena memang kondom silicon aku letakkan di dalam lemari pakaianku. Dan perlahan aku berpura-pura membuka lemari pakainku guna meyakinkan istriku kalau aku memang mengambil kondom silicon.
Saat itu sesungguhnya Tito sudah memanti di samping lemari pakainku, ia masuk ke kamarku saat kami tengah asyik bersetubuh dengan sebelumnya ia mematikan lampu diluar kamarku hingga kondisinya sama gelapnya dengan kondisi kamarku dan membuat kedatangannya tak diketahui oleh istriku.
Kuihat Tito sepertinya sudah siap, batang kontolnya kulihat sudah sangat tegang, panjang sekali kulihat bahkan melebihi panjang batang kontolku saat memakai kondom silicon, serta besarnya yang juga membuatku merasa iri melihatnya. Namun anehnya kulihat kepala kontolnya kulihat lebih kecil dari batangnya hingga terlihat seperrti meruncing kedepan.
Perlahan aku mulai keluar dari kamarku, dan kuberikan kode kepada Tito untuk segera menggantikanku. Setelah aku berada diluar kamar, kulihat suasana sama gelapnya dengan kamarku, dan tanpa menyalahkan lampunya aku segera memasuku kamar anak-anakku untuk menyalahkan perangkat yang sudah kusiapkan untuk mengintai yang mereka lakukan dikamarku.
Kulihat laptopku ternyata sudah menyala...., ternyata Tito sudah meng-aktifkan sebelumnya dan ada kemungkinan ia turut memperhatikan permainanku dan istriku dari awal. Akkhhh... biarlah, anggap saja sebagai pemanasan untuknya.
Kuposisikan diriku dengan nyaman namun tetap masih tanpa busana aku mencoba menyimak apa kiranya yang akan terjadi selanjutnya dikamarku. dengan seksama memperhatikan layar laptopku dan tak lupa memakai headset ditelingaku untuk mendengar suara-suara disana.
Sesaat kulihat anak-anakku sedang terlelap dalam tidurnya, anakku yng pertama seorang perempuan yang kini telah berusia 7 th, dan anakku yang kedua juga seorang perempuan yang kini telah berusia 3,5 th. Kulihat sangat lelap tidur mereka dalam balutan selimut yang hangat. Aku bersyukur dari mereka berdua sangat mirip dengan bundanya yang cantik, Biarlah itu artinya aku berhasil memperbaiki keturunan...
Setelah beberapa saat aku memperhatikan anak-anakku kini kembali pandanganku kuarahkan pada layar monitor yang terpampang di depanku. Disana... yahhh.... dikamarku, kulihat Tito mulai menaiki ranjang pembaringanku dan mendekati istriku yang memang saat itu masih dalam posisi menungging dan kepalanya menunduk rata dengan kasur. “ Ayoo yahhh... cepet..”, terdengar olehku suara istriku saat itu. Tito tidak menjawab pernyataan istriku, dia hanya diam dan terus merangkak mendekati istriku. Perlahan kulihat Tito semakin dekat dengan istriku namun tiba-tiba ketika kurasa posisi dia sudah sangat pas dibelakang istriku, kulihat ia nampak diam tertegun dengan pandangannya pada bongkahan pinggul istriku yang nampak bulat menggoda. “ ayooo... Ayahh.... Cepet...”, seketika suara istriku kembali terdengar dan mengejutkan Tito yang tengah terbuai dalam khayalnya.
Perlahan kulihat tangan kiri tito mulai memegang bongkahan pinggul istriku dan dengan tangan kanannya genggam batang kontolnya dan mulai dia arahkan pada lubang memek istriku maka seketika itu... “Akkhhh.... Aduhhh...”, desah suara istriku saat kulihat Tito mulai memajukan pinggulnya dan mendorong masuk batang kontolnya secara perlahan kedalam luang memek istriku. “ Sshhh.... oufhhh...”, kudengar juga suara desah lembut Tito saat itu.
Secara terus dan perlahan Tito masih mendorong pinggulnya maju hingga centi demi centi kulihat batang kontolnya mulai masuk semakin dalam menembus memek istriku, dan tiba-tiba terdengar teriak istriku seperti tersedak saat kulihat batang kontol Tito hampir habis tertanam dalam memek istriku. “ Hekkhhh,,, Oukhhh...”, Tahhannn... kulihat tangan istriku mencoba menggapai kebelakang dan mencoba menahan laju pinggul Tito agar tidak menekan lebih jauh.
“ Ternyata kamu memenuhi permintaan mas Arya ya Too....”, tiba-tiba ucapan istriku membuat Tito terkejut mendengarnya. “ Akkhh... Mba...., maaf mbak....”, kejut Tito saat itu dan kulihat ia segera akan mencabut batang kontolnya dari dalam jepitan memek istriku.
“ Jangan dicabut.... biarkan saja....”, tegas istriku memberi perintah.
“ Tapi mbak...”, jawab Tito bingung.
“ Biarkan batang kontolmu didalam....!!, saya tau semua rencana kalian karena saat itu saya mendengar semuanya, dan saya juga tau kalau saat ini pasti mas Arya juga melihat kita diluar sana, saya tau ini kamu karena saya tadi meraba batang kontolmu tapi saya tidak merasakan adanya karet kondom silicon, maka saya tau ini kamu”, terang istriku.
“ maafkan saya mbak.... maaf...”, pernyataan Tito dengan perasaan yang tak menentu.
Bahkan bukan hanya Tito, karena saat itu akupun sangat terkejut mendengarnya, dan aku bingung harus berbuat apa. Tak mungkin aku masuk ke dalam kamar dan menyudahi semuanya karena pasti akan terjadi keributan nantinya, maka aku hanya diam dan menanti apa yang akan terjadi selanjutnya.dan mencoba mendengarkan percakapan mereka.
Istriku : “ kamu tidak salah Too.... saya seharusnya yang dipersalahkan dalam hal ini”,
Tito : “ Kenapa harus mbak yayu yang dipersalahkan mbak...”, dengan bingung.
Istriku : “ Saya tau rencana kalian.... tapi saya tidak mencoba untuk menghentikannya, bahkan saya sudah tau sejak kamu hadir disini, dan saya juga tau karena saya melihat ada kamera kecil terpasang di kamar ini”
Tito : “ sekarang saya harus bagaimana mbak...”, tanya tito makin bingung.
Istriku : “ kita lanjutkan saja.... aku tak mau merusak kesenangan suamiku, karena aku tau yang dia mau”.
Tito : “ Tapi mbakk....”
Istriku : “ sudahlah... ayo lanjutkan, suamiku dapat melihat kita tapi dia tidak mendengar percakapan kita, dan biarkan dia masih mengangap bahwa kau adalah dia, tapi ingat..., ini hanyalah sex tanpa perasaan apapun, ayooo... cepat”.
Sepertinya istriku telah mengetahui semua rencana kami dan bahkan ia tau kalau dikamar telah terpasang kamera tersembunyi...., namun ia tidak tau kalau sesungguhnya aku juga memasang beberapa microfon untuk mendengarkan semua yang terjadi. Sejenak tertegun aku melihat serta mendengar percakapan mereka semua.
Namun aku juga sedikit bangga karena ternyata istriku masih saja ingin memberikan sesuatu yang ku inginkan menyangkut fantasyku. Memang istriku yang hebat....
Melihat semua itu aku malah jadi makin penasaran apa kiranya yang akan terjadi selanjutnya dan kembali kuperhatikan layar monitor didepanku.
“ ayooo Gerakin doong... cepet”, terdengar perintah istriku pada Tito yang membuatnya tarsadar pada keadaan. “ Ee...eeh... iyahh...” kejutnya. Perlahan Tito mulai memundurkan pinggulnya hingga batang kontolnya tertarik keluar dari lubang memek istriku, namun ketika sudah sebatas kepala kontolnya saja yang masih dalam jepitan lubang memek istriku, kembali ia dorong perlahan batang kontolnya kembali memasuki lubang memek istriku. “ Oufhhh... akhhh...”, desah mereka terdengar bersamaan saat kulihat kelamin mereka kembali menyatu.
Gerakan Tito maju mundur terus secara perlahan mengeluar masukkan batang kontolnya pada lubang memek istriku. “ hekhh... Okhh...” desah istriku dalam setiap hujaman batang kontol Tito yang memasuki lubang memeknya. “ Oukkhhh... mentok... pelannhh... oukhh...”, desah istriku.
Kulihat memang batang kontol Tito belum lagi dapat masuk seutuhnya dalam lubang memek istriku, tiap kali ia hujamkan batang kontolnya pada lubang memek istriku masih ada bebrapa bagian yang belum dapat masuk. Perlahan namun pasti kulihat istriku mulai membalas gerakan maju mundur Tito dengan liukan-liukan pinggulnya berputar saat kontol tito amblas dalam lubang memeknya.” Akkhhh... Hmmm... Shhh.. akhh..”, desah tito merasakan sensai goyangan pinggul istriku. “ Ouffhhh... akhhh.. iyahhh... akhhh”, istriku mulai mersakan nikmat yang spertinya ditimbulkan oleh keperkasaan batang kontol Tito.
Lama mereka malakukan dengan gaya nungging hingga akhirnya kulihat mereka merubah gaya persetubuhan mereka. Kini kulihat Tito berbaring terlentang dan istriku perlahan mulai memposisikan dirinya diatas Tito. Dengan tangan kiri istriku kulihat ia menggenggam batang kontol Tito dan mulai mengarahkan pada lubang memeknya. Aakkhhhh.... seketika kudengar desahan istriku saat kulihat ia mulai menekan kebawah pinggulnya dan melesakkan batang kontol Tito memasuki lubang memeknya.Aakkhhh... terdengar pula desah nikmat Tito mengiringi masuknya batang kontolnya pada lubang memek istriku.
Kulihat istriku sejenak mendiamkan pinggulnya, mungkin mencoba menyesuaikan lubang memeknya dengan ukuran batang kontol Tito yang jumbo atau memang ia ingin menikmati rasa penuh dalam lubang memeknya... entahlah apa kiranya itu...
Perlahan istriku mulai menggoyang naik turun pinggulnya, menggosok-gosokkan dinding kelaminnya dengan batang kontol Tito. Ookkhhh... Akkhhh.... desah mereka mengiringi persetubuhan mereka. Dari gerakan yang pelan dan lembut kini semakin cepat istriku menggoyangkan pinggulnya. Tapi anehnya selama persetubuhan itu... tak pernah sedikitpun istriku menyebut nama Tito...
Gerakan mereka semakin liar, kulihat peluh mulai mereka rasakan, sudah hampir 30 menit mereka bertarung hingga akhirnya kudengar Tito berucap... “ Saya mau keluarrr.... Oukkhh...”,
“ Iyaahhh... tahan sebentarrrr... Aahhh... tahhhannnmm...”, pinta istriku dengan goyangan pinggulnya makin cepat. “ keluarin dimana mbakk.... saya g kuattthhh...”, tanya tito dengan menahan klimaksnya. “ Jangan Di dalammm.... oukkhh tahannn.. saya juga mau keluarr...”, jawab istriku yang ternyata ia juga sudah akan klimaks.
Tubuh Tito terlihat semakin menegang, kakinya kulihat semakin kaku mencoba menahan Orgasmenya tangannya ketat memegang pinggul istriku membantunya untuk bergerak naik turun.
Tak lama kemudian dan dalam waktu yang bersamaan kulihat istriku menekan kuat pinggulnya, dan Tito turut menghujamkan batang kontolnya ke atas hingga batang kontolnya amblas masuk sedalam-dalamnya memenuhi lubang memek istriku. AAAkkkhhhhh...... jerit mereka hampir bersamaan.
“Akkhhh... Aduuhhh.... sakiittt.... Akkhhh...”, jerit istriku saat merasakan hujaman batang kontol Tito yang saat itu benar-benar habis tertanam dalam lubang memeknya. Terlihat tubuhnya bergetar hebat saat itu. Oukhhh.... Aakkhhh.... Aakkhh.... desahnya yang mungkin merasakan tiap pancutan-pancutan sperma Tito pada lubang memeknya.
Sejenak mereka diam dalam posisi istriku masih diatas Tito meresapi kenikmatan yang telah mereka raih. Dan akupun yang menyaksikan juga telah mendapatkan kenikmatanku sendiri. Aku semakin bergairah menyaksikan semuanya bahkan spermaku juga telah turut menyembur keluar dengan ber-onani saat menonton mereka.
Perlahan istriku mulai mengangkat pinggulnya dan perlahan pula batang kontol Tito mulai tampak keluar dari jepitan lubang memek istriku. “ maaf mbak... saya lepas kontrol..”, ucap Tito merasa bersalah karena telah membuang spermanya di dalam lubang memek istriku. “ tidak apa-apa... bukan salah kamu juga kok, mbak juga lepas kontrol...”, jawab istriku.
Sesaat kulihat istriku mencoba menutupi lubang kemaluannya mungkin karena takut sperma Tito keluar dari lubang memeknya dan membasahi sprei kasur. Tapi tiba-tiba suara istriku terdengar mengejutkan “ Titoo... sperma kamu tidak bisa keluar dari memek saya...”
“ Hahhh... yang bener mbak... kenapa?”, kejut Tito
“ sepertinya tadi kepala kontol kamu benar-benar telah menembus masuk dalam rahim saya, artinya kamu telah membuang sperma kamu langsung di dalam rahim saya. Soalnya tadi saya merasakan sakit sekali saat kontol kamu masuk semua dan terasa mendesak masuk lubang rahim saya”, jelas istriku pada Tito.
“ Waduuhh... trus bagaimana mbak...” bingung Tito.
“ Sudahlah..., mungkin nanti akan keluar dengan sendirinya”, jawab istriku dan mulai merebahkan dirinya dengan membelakangi Tito.
“ Maafkan saya mbak...”, ucap Tito masih dalam perasaan bersalahnya.
“ Iyah.. tidak apa-apa, sekarang kamu boleh pergi”, ucap istriku tanpa melihat ke arah Tito.
Woww... aku yang mendengarnya kalau sperma Tito benar-benar tertanam dalam rahim istriku bukan merasa khawatir tapi entah kenapa malah menimbulkan gairah yang aneh. Apalagi yang ku tau dari Tito, sudah Dua minggu ia tidak pernah mengeluarkan spermanya, yang artinya selama dua minggu itu sperma yang tertampung telah terbuang di dalam rahim istriku. Entahhh... mungkin memang aku sudah gila kali yahhh....
Kulihat Tito mulai melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamarku, dan inilah saatnya aku kembali masuk ke dalam kamarku dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Tapi aku jadi bingung juga karena kenyataannya istrikupun sudah mengetahui semuanya, bahkan iapun tetap melakukan yang kuharapkan. Namun satu hal yang ia tidak tau kalau aku mendengarkan semua percakapan mereka. Apa kiranya yang akan terjadi setelah ini, apakah aku akan mendapatkan kemarahan dari istriku, atau malah sebaliknya?. Sungguh aku malah jadi semakin bingung dengan semua pertanyaan dalam batinku saat itu.
Aku berpapasan dengan Tito saat aku akan memasuki kamarku, kulihat wajah Tito tertunduk sedikit lesu, entah apa yang ia rasakan saat itu. Kurebahkan diriku dipembaringanku saat aku telah tiba di dalam kamarku. Kucoba memeluk istriku dari arah belakangnya, karena memang saat itu ia menghadap ke arah kanan dan otomatis membelakangiku saat itu. Perlahan kurangkulkan tanganku mencoba memeluk istriku, dan kudengar suaranya sangat samar terdengar sesegukan menangis namun aku mencoba tak menghiraukannya dan kubisikkan ditelinganya, “ bagaimana sayang…. Puas tidak?”,
Cukup
lama istriku tak menjawab hingga akhirnya ia berkata,” puass ayah.. makasih..”,
Cukup
senang aku mendengarnya dan membuatku semakin penasaran dengan perasaannya,
padahal ia tau bahwa tadi yang menyetubuhinya bukanlah aku tapi Tito, namun
entah mengapa ia bisa bersikap solah-olah tidak terjadi apa-apa. Istriku juga
tau kalau dari luar sana aku menyaksikan persetubuhan mereka, hanya saja ia tak
tau kalau sesungguhnya aku mendengar semua percakapannya. Ia mencoba menerima
disetubuhi oleh Tito dan bersandiwara seolah – olah yang menyetubuhinya tadi
adalah aku. Apa sebenarnya yang ia harapkan dari kepura-puraannya itu, apakah
memang hanya sebatas mencoba memberikan atau mengabulkan apa yang menjadi
fantasyku atau apa…. Enatahlah aku juga tdk tau….
“
Tumben ayah hot banget mainnya tadi…”, Tanya istriku padaku dan memandangku
penuh Tanya.
“
Hmmm… enak tidak..?”, balasku dengan pertanyaan.
“
Nikmat ayah… nikmat…, kontol ayah terasa banget tadi di dalam, apalagi pas
sperma ayah keluar banyak sekali tadi terasa banget panasnya…”,terang istriku
“
mantap khan sayang…. Syukurlah kalau memang kamu puas”, ucapku tersenyum.
“
Tapi ayahhh…., kenapa ayah bias keluar tadi, bukannya kalau pakai kondom itu
ayah tidak merasakan apa-apa pada kontol ayah”, Tanya istriku dan membuatku
merasa terjebak.
“
Ahh… khan jepitan kamu juga makin kuat sayang… jadi terasa juga sedotannya
sayang…”, jawabku sedikit melantur karena aku bingung mau jawab apa.
“
truss kenapa tadi pas sperma ayah keluar kok aku ngerasa seperti benar-benar
tersembur di dalam…”, pertanyaan istriku makin menjebak sepertinya.
“
masa sih sayang….”, jawabku bingung.
“
Ya iyalah ayahhh…. Kahan aku yang ngerasain, emang kondomnya bolong yahh..?”,
Tanya istriku mengejar.
“
eh.. eh.. iya kayaknyam sayang…”,jawabku sekenanya.
Tiba-tiba
istriku bangkit dari pembaringannya dan melangkah menuju lemari pakaian kami,
ia mengambil sebuah benda yang kusimpan disana. Aku terkejut saat kulihat
tiba-tiba istriku mengeluarkan kondom silicon yang memang kusimpan
disana.
Lampu
kamar tiba-tiba menyala terang, dan kulihat istriku memperhatikan kondom
silicon yang saat ini tergenggam ditangannya dan sambil berucap,” kondomnya
tidak basah dan kotor ayah…, dan juga pada ujung kepalanya tidak bolong ayah…,
apa artinya ini ayah..?”, ucapnya menerangkan dan menatapku dengan tajam.
Sulit
sekali aku mau berkata saat itu, aku bingung harus bicara apa, kulihat istriku
masih menatapku dan menanti jawaban dariku. “ haduuhh… harus ngomong apa ini….,
sepertinya ia sengaja membuatku untuk menjelaskan apa yang telah terjadi
sesungguhnya”.
“
ayah harap kamu tidak marah sayang…., semua kulakukan semata-mata untuk
kebaikan kita”, kumulai mencoba menjelaskan.
“
aku meununggu penjelasan ayah…, lanjutkan ayah..”,ucap istriku tegas.
Maka
kuceritakan semua rencana yang kubuat bersama Tito terhadap istriku, dengan
mata berkaca-kaca istriku mencoba mendengarkan semua yang kukatakan.
“
maaf sayang… kalau hal ini membuat kamu menjadi sakit hati, salahkan ayah
jangan kau salahkan orang lain, ayah yang salah karena tak dapat menjaga
kesucian dirimu, dan tak dapat menghargai pengorbananmu”, tanpa sadar dengan
derai air mata aku berkata, dan memeluk istriku erat.
Tangis
sesegukkan istriku yang kini lebih terdengar dari sebelumnya membasahi bahuku,
kupeluk erat istriku, “ Maaf sayang… maaf….” Hanya kalimat itu yang mampu ku
ucapkan. Kubiarkan istriku menguasai dirinya dan meluapkan emosinya.
“
teganya ayah berbuat seperti itu…”, tiba-tiba istriku berucap.
“
maaf sayang… maaf…”, hanya itu yang mampu ku katakan.
Hening
kemudian, dan hanya suara sesegukkan istriku saja yang masih terdengar. Kupeluk
erat-erat dirinya menyesali semua yang telah terjadi,” maafkan aku sayang….
Maafkan aku yang telah menyakitimu, sungguh aku seorang suami yang sangat
berdosa, maaf telah menzolimi dirimu…”, bathinku berkata.
“ aku juga minta maaf ayah… karena seharusnya aku bisa saja tidak membiarkan semua ini terjadi, tapi aku tidak mau merusak kesenangan ayah, dan tidak mau juga merusak fantasy ayah, dan memang selama ini juga aku merasakan kalau dalam setiap permainan sex kita aku jarang sekali merasakan kepuasan, maaf kalau aku tak jujur…, mungkin itulah yang membuat semua ini terjadi ”, jelas istriku.
“
sudahkah kau merasakan puas tadi sayang….” Tanyaku.
“
kalau boleh jujur aku memang terbawa suasana tadi, dan iya… aku puas ayah…”,
jawabnya jujur
Aku
tersenyum mendengarnya karena memang benar yang istriku katakana,ia terlihat
begitu bergairah saat sedang bersetubuh dengan Tito, dan kuhargai kejujurannya.
“
kalau seandainya kamu bersetubuh dengan Tito lagi mau tidak saying..?”, tanyaku
ingin tau.
Lama
tak ia jawab, matanya tajam menatapku lalu berkata “ apa ayah memang rela
diriku ini dijamah oleh laki-laki lain?”,
Sebuah
pertanyaan yang memang berat sekali untuk kujawab, namun lagi-lagi karena
desakan fantasy-fantasy gilaku, serta gairah yang kurasakan saat kulihat
istriku sedang disetubuhi oleh pria lain membuatku kehilangan akal sehat. “
ayah rela, kalau memang ibu bisa mendapatkan kepuasan dengan cara seperti
ini..”, jawabku.
Kulihat
istriku menarik nafasnya dalam-dalam kemudian ia berkata, “ yahh… terserah ayah
saja, kalau memang itu bisa membuat ayah juga puas dengan fantasy ayah…”, jawab
istriku dan membuatku merasa terpojok.
Selanjutnya
aku dan istriku masuk dalam diskusi yang lebih serius mengenai hal ini. Dalam
kesepakatan yang kami buat, istriku tak mau menggunakan kondom karena akan
terasa sakit baginya, dan jika memang terjadi hal-hal yang tidak di inginkan
seperti terjadinya kehamilan atas istriku, ia tak mau dipersalahkan an aku
harus menanggungnya tak perduli dari benih siapa kehamilan itu terjadi, dan
kemudian saat istriku sedang disetubuhi oleh pria lain, ia minta agar aku juga
berada dikamar yang sama bersama mereka. Itulah beberapa kesepakatan yang kami
buat, termasuk tidak boleh istriku bersetubuh dengan pria lain tanpa se-ijin
dan se-pengetahuanku.
“
aku harap ayah berfikir ulang yahh… apa ayah sungguh – sungguh ikhlas…”, ucap
istriku setelah kami membuat kesepakatan-kesepakatan itu.
“
ayah ikhlas saying…. Ayah ingin kamu juga merasakan kepuasan”, jawabku
menegaskan.
Kulihat
istriku menatapku dengan datar dan sinar mata kosong entah apa yang ia
pikirkan. “ apakah kamu sudah merasa segar sayang…”, tanyaku
“
kenapa memang…”, jawabnya
“
kalau kamu sudah segar, bolehkah kita lakukan sekali lagi, waktu juga masih
menunjukkan pukul 00:00, mau sayang…”,
“apa
tidak besok-besok lagi sayang…..”, jawab istriku.
“
kalau besok takutnya Tito tidak sempat lagi sayang…”, jawabku.
“
lohh.. kok sama Tito sihh…, bukannya sama ayah….”, kagetnya.
“
ayah masih ingin melihat kamu dengan Tito sayang…, mau yahh…”, rayuku.
“
TERSERAHH…..”, jawabnya sedikit sebal.
Aku yang mendapatkan lampu hijau dari istriku kemudian sedikit berlari keluar kamarku, kulihat diruang depan tak Nampak Tito, kucari ke teras juga tidak ada, hingga akhirnya aku ingat dan kumasuk kedalam kamar anak-anakku, benar saja kulihat disana Tito sedang terduduk diam dan menatap layar laptopku mungkin turut menyimak semua yang terjadi.
“
Too.. kamu sudah dengar semua khan”, tanyaku padanya.
“
Sudah mass…. Tapii….”,
“
Sudahlah jangan pakai Tapi-tapi…. Sekarang saya minta kamu ikut saya ke kamar
saya cepet”, ucapku tegas.
Akhirnya
Tito mau mengikutiku untuk kembali ke kamarku. Kulihat Tito sudah mengenakan
celana boxer miliknya dan mengikutiku dari belakang. Sesampainya kami
dikamarku, kulihat istriku telah berbaring dan menutupi tubuhnya dengan kain
selimut. Bedanya saat itu cahaya dikamarku menyala dengan terangnya sehingga kami
masing –masing terlihat jelas. “ kamu duduk disamping mbak yayu situ…”,
perintahku pada Tito. Dan dengan rasa canggung ia kemudian perlahan duduk tepat
dipinggir Kasur disamping istriku. Tak terkecuali istriku juga terlihat
canggung.
“
Tito… saya minta kamu bisa berikan mbak yayu kepuasan saat ini, dan kamu
sayang… jangan ragu untuk meraih yang kamu inginkan, sungguh ayah ingin sekali
melihat kamu benar-benar merasakan kepuasan itu..”, ucapanku pada mereka, namun
masih saja kulihat mereka hanya diam mematung tanpa kata serta tak melakukan
apapun, hingga akhirnya aku putuskan untuk keluar dulu dari kamarku.
“ayah
keluar dulu sebentar mau minum…”, ucapku sambil melangkahkan kaki keluar kamar.
******
Lama
sengaja aku mengulur waktu untuk mereka, hingga 15 menit kemudian aku perlahan
masuk kedalam kamarku, dengan amat perlahan aku masuk dan duduk disebuah kursi
yang memang terdapat didalam kamarku. Istriku dan Tito nampaknya masih belum
menyadari kehadiranku saat itu, kulihat mereka saat itu sudah memulai aksinya.
Saat itu Tito yang sudah ada diatas istriku dan sedang mengcup lembut leher
istriku hingga istriku terdengar mendesah lembut, serta tangan Tito yang
bermain di kedua buah payudara istriku yang sudah terbuka lebar hingga selimut
yang mulanya menutupi seluruh tubuh istriku kini telah terlipat sebatas
pinggang istriku. Masih dengan kakunya istriku menanggapi semua yang dilakukan
Tito, mungkin perasaannya masih belum lepas saat itu.
“
hmmm… akhhh… Ssshhh….”, perlahan desah istriku mulai terdengar, kecupan-kecupan
Tito yang semula hanya sebatas leher istriku kini mulai merambat secara
perlahan mengecup lembur bibir istriku. Hmmmm.. akhmmm…. Suara kecupan-kecupan
bibir mereka serta aliran nafas yang mulai tak teratur. Semakin lama istriku
mulai mengikuti permainan Tito, yang semula hanya diam pasrah kini mulai
membalas setiap pagutan bibir Tito pada bibirnya. Kulihat bibir mereka kini
sudah mulai bermain makin ganas, lidah mereka mulai saling menjulur dan
menghisap satu sama lain, sedangkan remasan-remasan Tito pada payudara istriku
semakin gencar dan keras, “ Oukkhhh… akkhhh…. Iyahhh… Ouukkkhhhhh….!!!”, Desah
istriku mulai terbawa suasana permainan Tito.
Kedua
tangan istriku mulai tak tentu arah, tak jelas ingin menggapai apa, kadang ia
peluk kepala Tito, kadang mengusap lembut punggung Tito, dan terkadang meremas
ketat seprei Kasur untuk melampiaskan gejolak yang ada.
Rangsangan
yang kurasakan tak kalah dengan yang mereka rasakan, detak jantungku semakin
keras, aliran darahku semakin tak menentu menyaksikan semuanya itu. “
Ouukkkhhh…. Iyyahh mbakk… iyyahh…”, tba – tiba desahan Tito keluar saat kulihat
tangan istriku masuk kedalam boxer yang Tito kenakan dan menggenggam lembut
serta mengocok batang kontol Tito. “ Iyahhh.. mbak… oufhhh enak mbak, kocok
terus mbak…”, tampak wajah Tito mengadah ke atas menikmati yang istriku perbuat
kepadanya. Tatapan istriku kulihat begitu bergairah, wajahnya terlihat binal
sekali saat mengocok batang kontol Tito, dan tajam matanya seperti ingin
melumatkan Tito dengan siksaan kenikmatan darinya.
Sepertinya
Tito memang menyimpan hasrat terhadap istriku, terlihat dari caranya ia
memperlakukan istriku, kecupan-kecupan yang ia daratkan pada leher, pipi,
hingga sedotan-sedotan lembut pada kedua payudara istriku ia lakukan dengan
penuh perasaan dan penghayatan. “ Akkhh… iyaahhh… yang kuatthhh…”, desah
istriku saat Tito menghisap kedua putting susu istriku secara bergantian. Kini
tangan Tito mulai merambat turun secara perlahan masuk kedalam lipatan selimut
bagian pinggul istriku. “ Oukkhhh…. Iyyahhhh… akkhhh….”, desah istriku makin
keras dan kedua kakinya terlihat menekuk keatas dan membentang sedikit melebar,
serta tangannya menjambak rambut Tito yang masih saja sibuk menghisap kedua
putingnya.
Lihai
dan sangat berpengalaman yang kulihat dari apa yang dilakukan oleh Tito. Aku
yakin kini jari-jari tangan Tito sudah mulai bermain di area selangkangan
istriku, usapan-usapan lembut pada klitoris istriku, semakin membuat istriku
Nampak makin lupa dengan siapa saat itu ia bersetubuh. Ouukkhhh… iyaahhh….
Terusss…. Iyaahh…
Terusssss..
Toooo… terusss…. Aakkhhhh….
Aakkkhhh….
Tittoooo…. Akkkhhhh…..
Tanpa
sadar kini kain yang semula menutupi tubuh istriku kini sudah terbuka lebar,
hingga praktis tubuh istriku tak tertutupi sehelai benangpun, dan jari-jari
tangan Tito kini Nampak jelas kulihat sedang bermain di lubang memek istriku.
Nampak jari tengah itu keluar masuk dalam lubang memek istriku, membuat istriku
semakin terengah-engah dalam nikmat.
Cukup
lama posisi Tito menimpa istriku, hingga akhirnya kulihat mereka merubah
posisi. Kini Tito berdiri tegak dengan kedua lututnya menghadap istriku dan
kemudian perlahan mulai membuka celana boxer yang selama ini masih ia kenakan.
Wooww….. bukan hanya istriku yang Nampak takjub dengan apa yang keluar dari dalam
celana Tito, namun aku juga merasa iri melihatnya. Kulihat kini Nampak batang
kontol Tito telah tegak menantang dengan gagahnya, panjangnya yang 17cm serta
diameter 5cm makin menambah angker tampilannya.
“
Hisap mbak….”, ucap Tito sesaat setelah batang kontolnya telah keluar dari
sarangnya. Sempat kulihat mata istriku menatap padaku saat ia menyadari bahwa
aku sudah berada bersama mereka. Kulihat ada perasaan bersalah dari raut
wajahnya, “ ayoo sayang…. Puaskan dirimu…. Ayooo lakukanlah..”, ucapku untuk menghilangkan
keraguan istriku.
Perlahan
kulihat istriku mulai mendekati batang kontol Tito yang tegak dengan gagahnya,
tangannya sebelah kiri mulai ia arahkan untuk menggenggam batang kontol itu, “
Ahhh….”, desah istriku takjub, karena baru ini dia melihat dengan jelas betapa
gagahnya batang kontol milik Tito itu. Perlahan istriku mulai mengocok lembut
kontol itu, “ Akkhhh… iyahhh mbak…. Iyahh…, hisap mbak… hisap…”, desah Tito
menahan rangsangan dari istriku. “ Ouffhhhh…. Akkhhh…. Mabaaakkk… akkhhh…”, suara
desah Tito makin keras saat istriku mulai memsukkan batang kontolnya kedalam
mulutnya dan mulai mengulum lembut dengan hispan-hisapan kuat bagai sedang
mengemut permen lollipop, aku tau itu….., karena aku sendiri selalu dibuatnya
menggigil saat menikmati hisapan-hisapan mulutnya pada kontolku.
Terus…
dan terus, hisapan mulut istriku semakin liar dan kuat pada batang kontol Tito.
“Akkhhh…. Mabakkk…. Akkhhh…. “, desah Tito menikmatinya. Kulihat istriku
mencoba untuk menelan semua batang kontol Tito, namun ia selalu tersedak karena
batang kontol Tito terlalu panjang untuk mulut mungilnya.
“
Udahhh mbak… saya udah gak kuatthhh….”, ucap Tito disela-sela desahannya.
“
Kamu udah mau keluar Too…”, Tanya istriku sesaat menghentikan isapannya.
“
Belum mbak…. Akhh.., saya udah gak kuat mau masukin ke memek mbak..”, jawabnya.
“
Owwhhh…..”, hanya itu yang istriku ucapkan seraya melepaskan genggaman
tangannya dari batang kontol Tito dan mulai merebahkan dirinya serta membuka
lebar-lebar kakinya sehingga Nampak lubang memek istriku terbuka lebar merah
merekah, dan menanti sesuatu yang akan menghujam dalam lubang itu. Sesaat
sempat mata istriku kembali memandang diriku, tanpa kata namun dari sorot
matanya aku tau bahwa dirinya meminta restu dariku, dan hanya dengan anggukan
kepalaku aku membalas tatapan matanya yang berarti “ lakukan sayang”.
Yang
dilakukan Tito juga tak jauh berbeda, iapun menatapku tajam dan memiliki makna
yang sama dengan istriku. Kembali dengan anggukan kepala aku jawab tatapan mata
itu.
Restu
sudah mereka dapatkan, seketika kulihat Tito mulai mendekatkan mulutnya pada
selangkangan istriku dan mulai menjilat lembut klitoris istriku serta labia
mayora yang sudah mulai terlihat menggelambir sedikit pada lubang memek
istriku. “akkkhhhh…. Ouukkhhh…. Ssshhhhh….”, desah istriku dan menjambak rambut
Tito yang kini kepalanya sedang tenggelam dalam selangkangannya. “ Oukkhhh…
Tooo… ngiluuuu…. Akkhhh.. nikmattt… akkhhhh….”, desah istriku parau menahan
gejolaknya.
“
Udahhh Ttooo… akkhhhh… ayyoooo…., mbak udahh gak khuattt…. Ayyoooo…
akkhhhh…”,
Kulihat
Tito mulai menghentikan kegiatannya dan mulai mengatur posisi ditengah-tengah
selangkangan istriku. Dengan tatapan sayu istriku menatap Tito dengan perasaan
yang tak menentu serta menahan desiran-desiran gairah yang mendera dirinya.
Perlahan
Tito mulai mendekatkan pinggulnya, batang kontolnya ia genggam dengan tangan
kirinya dan tangan kanannya memegang lutut kiri istriku dan menekannya agar
lebih terbentang lebar. “ SShhhh… aakhhh…”, desah istriku saat kulihat kepala
batang kontol Tito mulai menyentuh bagian sensitive pada lubang memeknya.
Setelah Tito merasa kepala kontolnya tepat berada pada gerbang masuk lubang
memek istriku, perlahan Tito mulai menekan turun pinggulnya dan BLESSSS….
CLEEBBB….. sangat mudah kulihat kepala kontol Tito menembus masuk dalam memek
istriku, itu karena memang bentuk kontol Tito yang kecil pada bagian kepalanya
hingga dengan mudah menembus memek istriku, namun ketika pada bagian batangnya
mulai menekan masuk, “ akkhhhhh…. Oukhhh… pelaannn… akhhh sakiit…”, jerit
istriku dan kedua tangannya mencoba menahan laju pinggul Tito untuk tidak
menekan lebih jauh.
Tito
menahan gerak laju kontolnya pada memek istriku sesat dan memberikan waktu
istriku untuk menyesuaikannya. Saat itu hanya baru sebatas 1/3 batang kontol
Tito yang masuk dalam lubang memek istriku, namun rasanya istriku sudah
merasakan sensasinya, “ Oukkhhh… tahan sebentar Tooo…” ucap istriku dengan
tubuh bergetar. Sambil menunggu istriku siap menerima hujaman kontolnya lagi,
Tito mencoba memberikan rangsangan pada istriku dengan hisapan-hisapan lembut
pada payudara istriku dan remasan-remasan lembut lembut tangannya.
Oukkkhhh…
akkhhh… Sssshhhh…. Aaahhhh…., desah istriku menikmati rangsangan-rangsangan
yang diberikan oleh Tito. Aku yang menyaksikan semua itupun mersakan
adrenalinku semakin meninggi, dan batang kontolku turut tegak berdiri. Dengan
tanganku kucoba mengocok batang kontolku dan menyaksikan keseruan istriku yang
saat itu sedang disetubuhi oleh Tito.
“Akkkhhhhh…..
Oouuikkkhhh… Heekkhhh… Ttooooo….”, teriak istriku tiba-tiba terdengar sperti
orang tersedak ketika kulihat pinggul Tito menekan kuat pinggulnya hingga
membuat batang kontolnya menghujam lebih dalam memasuki lubang memek istriku. “
Akkhhh… mbakkk… sshhhh….”, desah Tito turut menikmati menyatunya kelamin
mereka.
Sesaat
Tito membiarkan batang kontolnya terendam dalam lubang memek istriku, mungkin
menikmati kehangatan jepitan lubang memek istriku. Tampak pula tubuh istriku
seperti orang mengigil,dan mulutnya mengigit bibir bawahnya, serta gerakan
pinggul yang Nampak bukan sedang memutar melainkan berkedut-kedut saat menerima
hujaman batang kontol Tito pada lubang memeknya.
Kulihat,
walau batang kontol itu telah menghujam masuk dalam memek istriku dan
sepertinya sudah mentok hingga ke dasarnya, namun masih kulihat kira-kira masih
ada 3cm lagi yang belum sepenuhnya masuk karena saking panjangnya kontol Tito
itu. Dan memang seperti yang pernah aku baca pada sebuah artikel, untuk
kedalaman lubang memek orang asia itu hanya sebatas 12cm, namun pada saat
menerima rangsangan penuh, maka leher Rahim atau mulut Rahim akan semakin dalam
hingga lubang memek akan semakin bertambah dalam hingga 14cm. pantas saja
batang kontol Tito dengan panjang 17cm tidak dapat masuk sepenuhnya ke dalam
lubang memek istriku.
Oukkhhhh…
akkhhhh…. Iyahhhh…. Terus Tooo… akkhhh…., desah istriku mulai terdengar seiring
permainan mereka yang semakin panas.
Akkkkhhh…
oyaaahh.. mbak… iyahhh…. Goyang mbakkk…, desah Tito tak kalah garang mengiringi
hujaman-hujaman kontolnya pada lubang memek istriku yang mulai ia gerakkan naik
turun hingga batang kontol itu keluar masuk menghujam lubang memek istriku.
Terlihat bibir memek istriku ikut tertarik keluar saat batang kontol Tito
bergerak keluar dari memeknya, dan ikut melesak kedalam saat batang kontol Tito
menghujam masuk kedalam memeknya.
Grakan-gerakan
yang semula terlihat lambat dan lembut kini semakin kencang, goyangan pinggul
istriku turut menyambut batang kontol Tito saat tenggelam dalam lubang
memeknya, “ Akkhhh… iyahhh… mentok Tooo… akkhhh….”, desahnya dan melipatkan
kakinya pada pinggul Tito, serta diangkat dan diputar-putar untuk memberikan
rasa nikmat pada Tito.
“
iyahhh mbakkk… ouffhhh… iyahhh…, goyang mbakkk…”, desah tito menikmati goyangan
pinggul istriku yang ia rasakan seolah melumat batang kontolnya.
Cukup
lama mereka dengan posisi misionaris hingga akhirnya Tito meminta merubah
posisi dengan istriku berada diatasnya. Cllop… sesaat terengar suara
tercabutnya batang kontol Tito dari dalam jepitan lubang memek istriku. Tito
merebahkan dirinya disamping istriku, yang kemudian istriku bangkit dan
menempatkan pantatnya diatas pinggul Tito. Dengan tangan kirinya istriku
menggenggam batang kontol Tito dan mengarahkan kepala kontol itu tepat pada
gerbang masuk memeknya, dan Blessss…. Clebbb…., Akkkhhhhh… Ouukkhhhh….. , desah
mereka bersamaan mengiringi menyatunya kembali kelamin mereka.
Tanpa
membuang waktu istriku mulai menggenjot pinggulnya naik turun dengan irama
cepat, “ Oukkhhh… akkhhhh…”, desah istriku mengejar kenikmatannya. Memang
posisi WOT adalah posisi favorite istriku karena ia akan lebih menguasai
permainan dan dapat mengatur sendiri rasa nikmat yang ia inginkan. “Oukkhhh….
Iyah mbakkk… oukhhh…”, desah Tito menikmati goyangan-goyangan pinggul istriku.
5
menit sudah istriku menggoyang pinggulnya, dan nampaknya ia mulai mersakan
lelah dan peluh pada dirinya. Tito yang melihat itu tiba-tiba mengangat pinggul
istriku hingga batang kontolnya terlepas dari jepitan memek istriku. “ akkhhh…
kenapa Tooo…”, Tanya istriku.
“
Nungging mbak…”, jawabnya.
Dengan
tubuh yang mulai lelah istriku memposisikan dirinya untuk Dogy style, indah
sekali kulihat pinggulnya itu. Sesaat sebelum Tito akan menghujamkan batang
kontolnya kembali ke dalam lubang memek istriku, aku merasakan orgasmeku akan
segera dating, kurasakan aliran sperma pada batang kontolku yang akan membuncah
keluar. Maka dengan cepat aku aku hampiri istriku yang memang sudah siap dengan
posisi Dogy, “ Maaf sebentar Tooo… saya mau keluar…”,
Nampaknya
Tito mengerti yang kumau dan mempersilahkan diriku untuk menghujamkan kontolku
pada lubang memek istriku. “ sayang… ayah mau keluar…, ayah keluarin di memek
ibu yahh…”, ucapku dengan mencoba mengarahkan batang kontolku tepat pada lubang
memek istriku.
“
iyahhh.. ayahhh… semprot semuanya di dalam…, aku terima pejuh ayah, ayoo
ayah…”, jawab istriku semakin membuatku ingin meledak.
OOUUKKKKHHHH….
AAKKKHHHH….., desahku dan istriku bersamaan saat kuhujamkan batang kontolku
masuk dalam lubang memeknya yang kini semakin terasa lebar. Langsung kugerakkan
dengan kencang keluar masuk batang kontolku pada lubang memeknya hingga tak
berselang lama, Creettt…. Crettt… Creettt…., kutekan habis kontolku menghujam
memasuki lubang memek istriku dan beberapa kali kontolku menyemburkan sperma
yang kental mengisi relung dalam lubang memek istrku.
Aakhhhh…
iyahh ayahhh… akkhhhh… hmmm…, desah istriku saat kuhujamkan keras batang
kontolku dan terasa olehnya kedutan-kedutan batang kontolku pada lubang
memeknya. Perlahan setelah smprotan terakhir sperma yang keluar dari batang
kontolku, aku mulai menarik kontolku dari jepitan lubang memek istriku, dan
terlihatlah lelehan sperma yang keluar dari dalam lubang memek istriku,
mengalir hingga ke pahanya dan membasahi seprei Kasur.
Lanjut...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar