Sabtu, 02 Juni 2018

Aku ingin istriku puas II


Lanjut para suhu...



Dengan menggandeng istriku aku memasuki kamar pembaringan kami, dan setibanya di dalam kamar aku segera menutup pintu kamarku, namun kubiarkan pintu kamarku tertutup tanpa terkunci. Kulihat istriku sudah menaiki ranjangnya dan mulai rebah diatasnya, cantik sekali kulihat istriku, dengan berbalut pakaian daster yang cukup pendek menurutku.

Kumatikan lampu kamarku dan segera kuhampiri istriku diatas pembaringannya, kudekap mesra istriku yang saat itu dalam posisi menyamping ke kanan. Perlahan namun pasti kuarahkan tanganku untuk meraih payudaranya yang memang sudah tidak tertutupi oleh bra seperti kebiasaannya saat akan tidur. Serta kecupan-kecupan kecil kudaratkan pada leher belakang istriku hingga ke bawah telinganya guna membangkitkan gairah sexnya. “ akhh... ayyahh...”, desahnya mulai terangsang dengan apa yang kulakukan. Mendengar desahannya aku semakin semangat melakukan seranganku, dengan tetap lembut terus kuberikan rangsangan-rangsangan pada leher dan remasan lembut di payudaranya. Sessat istriku menoleh ke belakang melihatku dengan wajah bergairah, aku tau apa yang dia mau...., segera ku kecup lembut bibirnya, pelan namun pasti perlahan ia mulai membalas kecupan bibirku dan mulai membuka mulutnya serta menjulurkan lidahnya. Dengan sigap segera kuhisap kuat lidahnya yang menjulur hingga membuatnya semakin bergejolak. “ akkhhh.... Hmmm.... ayahh....”, desahnya makin berat. Tibaa-tiba kurasakan belaian halus pada batang kontolku, entah sejak kapan tangan istriku masuk dalam celana boxerku, ia genggam lembut batang kontolku serta dikocokya secara perlahan dan membuatku merasakan begitu nikmat pada rangsangan yang ia berikan.

“ akkhhh iyaa sayang.... oukh.. ennak...”, desahku ditelinganya.

Aku tak mau kalah, perlahan kuarahkan tanganku dan masuk kedalam celana dalamnya, ku gosok lembut klitorisnya hingga membuat kemaluan istriku semakin becek. “ Oufhhh.... Aakkhhh... AYAAHHH....!!!”, desh istriku semakin menggila merasakan kemaluannya dibuai jari jemariku. “ ayah kangen kamu... “, bisikku ditelinganya. “ aku juga kangen ayahh...”, jawabnya beserta desahan lembutnya.

Emua kulakukan dengan sangat intens dan lembut, karena istriku tak senang dengan sikap sex yang kasar dan terkesan terburu-buru, ia lebih menyukai rangsangan-rangsangan ketimbang penetrasi pada kemaluannya, entahlah mungkin karena ia sudah tidak lagi mendapatkan kenikmatan saat batang kontolku memasuki lubang memeknya mungkin.

“ Oukhhh... Akkhhh... iyah ayahhh... iyaaaa, terusss... akhhh hisap yang kuat yahhh...”, Desahnya makin menggila seiring payudaranya kuhisap dengan kuat. Tanpa kubuka baju daster yang ia gunakan dan hanya kusingkap ke atas hingga batas ketiaknya dan kumainkan kedua payudara mungilnya. Dengan tangan kananku perlahan kubuka celana dalamnya dan ia turut membantu dengan mengangkat pantatnya agar mudah.

Tampaklah gundukan daging pada kemaluannya yang bersih tanpa bulu kemaluan karena memang ia rajin mencukurnya sebab aku memang tak suka. Kulihat lubang menganga disana, lubang yang memang sudah tak se-sempurna dulu, merah merekah dengan lendirnya.

Perlahan kecupanku pada payudaranya mulai turun, turun ke perutnya, dan terus turun secara perlahan hingga ke lubang kemaluannya. “ Aakkhhhhhh.... Hekhhh.... Ayhhh...”, suaranya bagai orang tercekik saat kujilat klitorisnya. Ia jambak rambutku menahan serangan-seranganku pada selangkangannya.

Aroma wangi kemaluannya membuatku semakin bergairah dan kulahap habis semua cairannya. Cukup lama kami melakukan pemanasan itu, hingga istriku kemudian hendak menghisap kemaluanku karena ingin memberikan rangsangan balasan untukku, namun kucegah. “ jangan sayang...., hari ini kau yang akan kupuaskan”, cegahku.

Matanya menatapku sedikit curiga, namun ia buang semua perasaan itu dan mengikuti kemauanku. Saat kurasakan ia telah siap, untuk tahap berikutnya, kedua kakinya kubentangkan lebar dan perlahan kuarahkan batang kontolku pada bibir memeknya. Kulihat ia memejamkan mata meresapi dan menanti sesuatu yang akan memasuki dirinya. Saat kurasakan batang kontolku telah tepat pada lubang memeknya, perlahan mulai kutekan pinggulku hingga SLEBB.... Clebb....., “ Oufhhh.... akhhh sayang....”, nikmatnya sayang desahku meresapi menyatunya kelamin kami. “ akhhh.... hmmm”, desah lembut istriku saat ia rasakan batang kontolku menghujam penuh pada lubang memeknya, dan tangannya meraih pantatku dan menariknya dengan kuat serta ia menggoyangkan pinggulnya ke kiri dan kanan serta terkadang memutar dengan kuat seolah-olah ia menginginkan batang kontolku untuk lebih dalam lagi masuk dalam memeknya. “ Akkhhh... iyahhh ayahhh.... oukhhh...”, desahnya dengan memejamkan mata mencoba meresapi.

Kurasakan nikmat pada batang kontolku saat istriku memutar pinggulnya, lembut kurasakan di dalam sana, walau daya cengkramnya tak senikmat dulu saat belum melahirkan. Mungkin yang ia rasakan juga sama terhadapku.

Perlahan mulai ku ayun batang kontolku keluar masuk pada lubang memeknya dengan irama perlahan, sedang, dan terkadang menghujam dengan keras dan cepat ke dalam lubang memeknya. “ oukkhh.. iyahhh terusss ayahh., yang keras... Oukhh...”, desahnya meng-iringi setiap hujaman batang kontolku pada lubang memeknya.

Cukup lama kami bersetubuh dengan gaya misionaris, hingga akhirnya kuminta untuk merubah posisi dengan ia berada di atasku ( WOT ), posisi ini adalah posisi kesukaannya, dimana ia bisa lebih dominan dalam permainan sex . sesaat aku mulai rebah disampingnya, dan istriku mulai bangkit dan memposisikan dirinya di atasku, perlahan batang kontolku mulai ia arahkan tepat pada lubang memeknya, dan ketika ia rasa sudah tepat, perlahan ia mulai menurunkan pinggulnya. Blesss.... Clebbb..... kembali batang kontolku memasuki lubang memeknya. Oukhhh.... desah kami bersamaan seiring menyatunya kembali kelamin kami.

Pinggul istriku langsung menekan kuat dan melahap habis batang kontolku dengan lubang memeknya. “ akhhh.... hmmmm.... SShhh..”, desahnya semakin keras dan mulai menunjukkan sisi binal istriku saat mengejar kenikmatannya. “ Akkhhh... iyahhh sayang.... iyyaaa... goyang terusss akhhh,,, terusss”, desahku ikut menikmati goyangan-goyangan pinggulnya. Kubalas setiap goyangan pinggulnya dengan remasan-remasan lembut pada kedua payudaranya untuk meningkatkan gairahnya.

Lama kami melakukan posisi WOT, hingga kenikmatan yang kami kejar tak kunjung datang dan membuat istriku menjadi lemah dan lelah. “ ayo sayang... sekarang gantiaan kamu nungging, ayah yang goyang”, pintaku saat kulihat istriku mulai terlihat letih. Seketika iapun mengangkat pinggulnya dan membuat batang kontolku terlepas dari jepitan lubang memeknya.

Selanjutnya ia mulai memposisikan dirinya menungging, ia angkat tinggi pinggulnya dan ia rebahkan kepalanya serendah mungkin diatas kasur hingga terlihat bongkahan pantatnya yang amat sangat menggairahkan. Perlahan mulai ku posisikan batang kontolku tepat pada lubang memeknya dan Blesss.... kuhujam penuh batang kontolku memasuki lubang memeknya. “ Akhhh...”, pekik lembut istriku terkejut saat dengan cepat ia rasakan batang kontolku memasuki lubang memeknya. Kudiamkan sejenak dan kurendam batang kontolku menikmati hangat lubang memeknya.

Setelah kurasa cukup, batang kontolku mulai kugerakkan keluar masuk menggesek lubang memeknya dengan lembut serta hujaman-hujaman keras menusuk. Pinggulnya ku usap –usap lembut dengan kedua tanganku, tak bosan-bosan aku melihat kemolekan pinggulnya itu. Semakin lama intensitas goyanganku semakin cepat dan keras yang disambut oleh goyangan pinggul istriku.

terus dan terus,capat dan makin cepat gerakan pinggul kami mengejar nikmat yang sepertinya belum kami rasakan akan datang, sedangkan peluh sudah sangat kurasakan. Waktu sudah cukup lama kulalui dalam pertarungan ini dan kenikmatan yang kami harapkan sepertinya masih juga tak kunjung kurasakan.

Seketika kuhentikan pompaanku pada lubang memeknya, dan kulepaskan batang kontolku pada jepitan lubang memeknya. “ tunggu sayang... ayah mau pakai kondom silicon dulu”, kujelaskan padanya, saat kulihat ia menatapku dan bingung dengan apa yang hendak kulakukan.aku bersyukur dia mengerti dan tetap pada posisinya menanti aku kembali dengan kondom silicon pada batang kemaluanku.

Sesungguhnya saat itu aku akan mulai melaksanakan rencana yang talah aku dan Tito rencanakan. Kebetulan posisi lemari ada di belakang istriku serta tidak membuat istriku menruh curiga karena memang kondom silicon aku letakkan di dalam lemari pakaianku. Dan perlahan aku berpura-pura membuka lemari pakainku guna meyakinkan istriku kalau aku memang mengambil kondom silicon.

Saat itu sesungguhnya Tito sudah memanti di samping lemari pakainku, ia masuk ke kamarku saat kami tengah asyik bersetubuh dengan sebelumnya ia mematikan lampu diluar kamarku hingga kondisinya sama gelapnya dengan kondisi kamarku dan membuat kedatangannya tak diketahui oleh istriku.

Kuihat Tito sepertinya sudah siap, batang kontolnya kulihat sudah sangat tegang, panjang sekali kulihat bahkan melebihi panjang batang kontolku saat memakai kondom silicon, serta besarnya yang juga membuatku merasa iri melihatnya. Namun anehnya kulihat kepala kontolnya kulihat lebih kecil dari batangnya hingga terlihat seperrti meruncing kedepan.

Perlahan aku mulai keluar dari kamarku, dan kuberikan kode kepada Tito untuk segera menggantikanku. Setelah aku berada diluar kamar, kulihat suasana sama gelapnya dengan kamarku, dan tanpa menyalahkan lampunya aku segera memasuku kamar anak-anakku untuk menyalahkan perangkat yang sudah kusiapkan untuk mengintai yang mereka lakukan dikamarku.

Kulihat laptopku ternyata sudah menyala...., ternyata Tito sudah meng-aktifkan sebelumnya dan ada kemungkinan ia turut memperhatikan permainanku dan istriku dari awal. Akkhhh... biarlah, anggap saja sebagai pemanasan untuknya.

Kuposisikan diriku dengan nyaman namun tetap masih tanpa busana aku mencoba menyimak apa kiranya yang akan terjadi selanjutnya dikamarku. dengan seksama memperhatikan layar laptopku dan tak lupa memakai headset ditelingaku untuk mendengar suara-suara disana.

Sesaat kulihat anak-anakku sedang terlelap dalam tidurnya, anakku yng pertama seorang perempuan yang kini telah berusia 7 th, dan anakku yang kedua juga seorang perempuan yang kini telah berusia 3,5 th. Kulihat sangat lelap tidur mereka dalam balutan selimut yang hangat. Aku bersyukur dari mereka berdua sangat mirip dengan bundanya yang cantik, Biarlah itu artinya aku berhasil memperbaiki keturunan...

Setelah beberapa saat aku memperhatikan anak-anakku kini kembali pandanganku kuarahkan pada layar monitor yang terpampang di depanku. Disana... yahhh.... dikamarku, kulihat Tito mulai menaiki ranjang pembaringanku dan mendekati istriku yang memang saat itu masih dalam posisi menungging dan kepalanya menunduk rata dengan kasur. “ Ayoo yahhh... cepet..”, terdengar olehku suara istriku saat itu. Tito tidak menjawab pernyataan istriku, dia hanya diam dan terus merangkak mendekati istriku. Perlahan kulihat Tito semakin dekat dengan istriku namun tiba-tiba ketika kurasa posisi dia sudah sangat pas dibelakang istriku, kulihat ia nampak diam tertegun dengan pandangannya pada bongkahan pinggul istriku yang nampak bulat menggoda. “ ayooo... Ayahh.... Cepet...”, seketika suara istriku kembali terdengar dan mengejutkan Tito yang tengah terbuai dalam khayalnya.

Perlahan kulihat tangan kiri tito mulai memegang bongkahan pinggul istriku dan dengan tangan kanannya genggam batang kontolnya dan mulai dia arahkan pada lubang memek istriku maka seketika itu... “Akkhhh.... Aduhhh...”, desah suara istriku saat kulihat Tito mulai memajukan pinggulnya dan mendorong masuk batang kontolnya secara perlahan kedalam luang memek istriku. “ Sshhh.... oufhhh...”, kudengar juga suara desah lembut Tito saat itu.

Secara terus dan perlahan Tito masih mendorong pinggulnya maju hingga centi demi centi kulihat batang kontolnya mulai masuk semakin dalam menembus memek istriku, dan tiba-tiba terdengar teriak istriku seperti tersedak saat kulihat batang kontol Tito hampir habis tertanam dalam memek istriku. “ Hekkhhh,,, Oukhhh...”, Tahhannn... kulihat tangan istriku mencoba menggapai kebelakang dan mencoba menahan laju pinggul Tito agar tidak menekan lebih jauh.

“ Ternyata kamu memenuhi permintaan mas Arya ya Too....”, tiba-tiba ucapan istriku membuat Tito terkejut mendengarnya. “ Akkhh... Mba...., maaf mbak....”, kejut Tito saat itu dan kulihat ia segera akan mencabut batang kontolnya dari dalam jepitan memek istriku.

“ Jangan dicabut.... biarkan saja....”, tegas istriku memberi perintah.

“ Tapi mbak...”, jawab Tito bingung.

“ Biarkan batang kontolmu didalam....!!, saya tau semua rencana kalian karena saat itu saya mendengar semuanya, dan saya juga tau kalau saat ini pasti mas Arya juga melihat kita diluar sana, saya tau ini kamu karena saya tadi meraba batang kontolmu tapi saya tidak merasakan adanya karet kondom silicon, maka saya tau ini kamu”, terang istriku.

“ maafkan saya mbak.... maaf...”, pernyataan Tito dengan perasaan yang tak menentu.


Bahkan bukan hanya Tito, karena saat itu akupun sangat terkejut mendengarnya, dan aku bingung harus berbuat apa. Tak mungkin aku masuk ke dalam kamar dan menyudahi semuanya karena pasti akan terjadi keributan nantinya, maka aku hanya diam dan menanti apa yang akan terjadi selanjutnya.dan mencoba mendengarkan percakapan mereka.

Istriku : “ kamu tidak salah Too.... saya seharusnya yang dipersalahkan dalam hal ini”,

Tito : “ Kenapa harus mbak yayu yang dipersalahkan mbak...”, dengan bingung.

Istriku : “ Saya tau rencana kalian.... tapi saya tidak mencoba untuk menghentikannya, bahkan saya sudah tau sejak kamu hadir disini, dan saya juga tau karena saya melihat ada kamera kecil terpasang di kamar ini”

Tito : “ sekarang saya harus bagaimana mbak...”, tanya tito makin bingung.

Istriku : “ kita lanjutkan saja.... aku tak mau merusak kesenangan suamiku, karena aku tau yang dia mau”. 

Tito : “ Tapi mbakk....”

Istriku : “ sudahlah... ayo lanjutkan, suamiku dapat melihat kita tapi dia tidak mendengar percakapan kita, dan biarkan dia masih mengangap bahwa kau adalah dia, tapi ingat..., ini hanyalah sex tanpa perasaan apapun, ayooo... cepat”. 

Sepertinya istriku telah mengetahui semua rencana kami dan bahkan ia tau kalau dikamar telah terpasang kamera tersembunyi...., namun ia tidak tau kalau sesungguhnya aku juga memasang beberapa microfon untuk mendengarkan semua yang terjadi. Sejenak tertegun aku melihat serta mendengar percakapan mereka semua.

Namun aku juga sedikit bangga karena ternyata istriku masih saja ingin memberikan sesuatu yang ku inginkan menyangkut fantasyku. Memang istriku yang hebat....

Melihat semua itu aku malah jadi makin penasaran apa kiranya yang akan terjadi selanjutnya dan kembali kuperhatikan layar monitor didepanku.

“ ayooo Gerakin doong... cepet”, terdengar perintah istriku pada Tito yang membuatnya tarsadar pada keadaan. “ Ee...eeh... iyahh...” kejutnya. Perlahan Tito mulai memundurkan pinggulnya hingga batang kontolnya tertarik keluar dari lubang memek istriku, namun ketika sudah sebatas kepala kontolnya saja yang masih dalam jepitan lubang memek istriku, kembali ia dorong perlahan batang kontolnya kembali memasuki lubang memek istriku. “ Oufhhh... akhhh...”, desah mereka terdengar bersamaan saat kulihat kelamin mereka kembali menyatu.

Gerakan Tito maju mundur terus secara perlahan mengeluar masukkan batang kontolnya pada lubang memek istriku. “ hekhh... Okhh...” desah istriku dalam setiap hujaman batang kontol Tito yang memasuki lubang memeknya. “ Oukkhhh... mentok... pelannhh... oukhh...”, desah istriku.

Kulihat memang batang kontol Tito belum lagi dapat masuk seutuhnya dalam lubang memek istriku, tiap kali ia hujamkan batang kontolnya pada lubang memek istriku masih ada bebrapa bagian yang belum dapat masuk. Perlahan namun pasti kulihat istriku mulai membalas gerakan maju mundur Tito dengan liukan-liukan pinggulnya berputar saat kontol tito amblas dalam lubang memeknya.” Akkhhh... Hmmm... Shhh.. akhh..”, desah tito merasakan sensai goyangan pinggul istriku. “ Ouffhhh... akhhh.. iyahhh... akhhh”, istriku mulai mersakan nikmat yang spertinya ditimbulkan oleh keperkasaan batang kontol Tito.

Lama mereka malakukan dengan gaya nungging hingga akhirnya kulihat mereka merubah gaya persetubuhan mereka. Kini kulihat Tito berbaring terlentang dan istriku perlahan mulai memposisikan dirinya diatas Tito. Dengan tangan kiri istriku kulihat ia menggenggam batang kontol Tito dan mulai mengarahkan pada lubang memeknya. Aakkhhhh.... seketika kudengar desahan istriku saat kulihat ia mulai menekan kebawah pinggulnya dan melesakkan batang kontol Tito memasuki lubang memeknya.Aakkhhh... terdengar pula desah nikmat Tito mengiringi masuknya batang kontolnya pada lubang memek istriku.

Kulihat istriku sejenak mendiamkan pinggulnya, mungkin mencoba menyesuaikan lubang memeknya dengan ukuran batang kontol Tito yang jumbo atau memang ia ingin menikmati rasa penuh dalam lubang memeknya... entahlah apa kiranya itu...

Perlahan istriku mulai menggoyang naik turun pinggulnya, menggosok-gosokkan dinding kelaminnya dengan batang kontol Tito. Ookkhhh... Akkhhh.... desah mereka mengiringi persetubuhan mereka. Dari gerakan yang pelan dan lembut kini semakin cepat istriku menggoyangkan pinggulnya. Tapi anehnya selama persetubuhan itu... tak pernah sedikitpun istriku menyebut nama Tito...

Gerakan mereka semakin liar, kulihat peluh mulai mereka rasakan, sudah hampir 30 menit mereka bertarung hingga akhirnya kudengar Tito berucap... “ Saya mau keluarrr.... Oukkhh...”,

“ Iyaahhh... tahan sebentarrrr... Aahhh... tahhhannnmm...”, pinta istriku dengan goyangan pinggulnya makin cepat. “ keluarin dimana mbakk.... saya g kuattthhh...”, tanya tito dengan menahan klimaksnya. “ Jangan Di dalammm.... oukkhh tahannn.. saya juga mau keluarr...”, jawab istriku yang ternyata ia juga sudah akan klimaks.

Tubuh Tito terlihat semakin menegang, kakinya kulihat semakin kaku mencoba menahan Orgasmenya tangannya ketat memegang pinggul istriku membantunya untuk bergerak naik turun.

Tak lama kemudian dan dalam waktu yang bersamaan kulihat istriku menekan kuat pinggulnya, dan Tito turut menghujamkan batang kontolnya ke atas hingga batang kontolnya amblas masuk sedalam-dalamnya memenuhi lubang memek istriku. AAAkkkhhhhh...... jerit mereka hampir bersamaan.

“Akkhhh... Aduuhhh.... sakiittt.... Akkhhh...”, jerit istriku saat merasakan hujaman batang kontol Tito yang saat itu benar-benar habis tertanam dalam lubang memeknya. Terlihat tubuhnya bergetar hebat saat itu. Oukhhh.... Aakkhhh.... Aakkhh.... desahnya yang mungkin merasakan tiap pancutan-pancutan sperma Tito pada lubang memeknya.

Sejenak mereka diam dalam posisi istriku masih diatas Tito meresapi kenikmatan yang telah mereka raih. Dan akupun yang menyaksikan juga telah mendapatkan kenikmatanku sendiri. Aku semakin bergairah menyaksikan semuanya bahkan spermaku juga telah turut menyembur keluar dengan ber-onani saat menonton mereka.

Perlahan istriku mulai mengangkat pinggulnya dan perlahan pula batang kontol Tito mulai tampak keluar dari jepitan lubang memek istriku. “ maaf mbak... saya lepas kontrol..”, ucap Tito merasa bersalah karena telah membuang spermanya di dalam lubang memek istriku. “ tidak apa-apa... bukan salah kamu juga kok, mbak juga lepas kontrol...”, jawab istriku.

Sesaat kulihat istriku mencoba menutupi lubang kemaluannya mungkin karena takut sperma Tito keluar dari lubang memeknya dan membasahi sprei kasur. Tapi tiba-tiba suara istriku terdengar mengejutkan “ Titoo... sperma kamu tidak bisa keluar dari memek saya...”

“ Hahhh... yang bener mbak... kenapa?”, kejut Tito

“ sepertinya tadi kepala kontol kamu benar-benar telah menembus masuk dalam rahim saya, artinya kamu telah membuang sperma kamu langsung di dalam rahim saya. Soalnya tadi saya merasakan sakit sekali saat kontol kamu masuk semua dan terasa mendesak masuk lubang rahim saya”, jelas istriku pada Tito.

“ Waduuhh... trus bagaimana mbak...” bingung Tito.

“ Sudahlah..., mungkin nanti akan keluar dengan sendirinya”, jawab istriku dan mulai merebahkan dirinya dengan membelakangi Tito.

“ Maafkan saya mbak...”, ucap Tito masih dalam perasaan bersalahnya.

“ Iyah.. tidak apa-apa, sekarang kamu boleh pergi”, ucap istriku tanpa melihat ke arah Tito.


Woww... aku yang mendengarnya kalau sperma Tito benar-benar tertanam dalam rahim istriku bukan merasa khawatir tapi entah kenapa malah menimbulkan gairah yang aneh. Apalagi yang ku tau dari Tito, sudah Dua minggu ia tidak pernah mengeluarkan spermanya, yang artinya selama dua minggu itu sperma yang tertampung telah terbuang di dalam rahim istriku. Entahhh... mungkin memang aku sudah gila kali yahhh....

Kulihat Tito mulai melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamarku, dan inilah saatnya aku kembali masuk ke dalam kamarku dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Tapi aku jadi bingung juga karena kenyataannya istrikupun sudah mengetahui semuanya, bahkan iapun tetap melakukan yang kuharapkan. Namun satu hal yang ia tidak tau kalau aku mendengarkan semua percakapan mereka. Apa kiranya yang akan terjadi setelah ini, apakah aku akan mendapatkan kemarahan dari istriku, atau malah sebaliknya?. Sungguh aku malah jadi semakin bingung dengan semua pertanyaan dalam batinku saat itu.

Aku berpapasan dengan Tito saat aku akan memasuki kamarku, kulihat wajah Tito tertunduk sedikit lesu, entah apa yang ia rasakan saat itu. Kurebahkan diriku dipembaringanku saat aku telah tiba di dalam kamarku. Kucoba memeluk istriku dari arah belakangnya, karena memang saat itu ia menghadap ke arah kanan dan otomatis membelakangiku saat itu. Perlahan kurangkulkan tanganku mencoba memeluk istriku, dan kudengar suaranya sangat samar terdengar sesegukan menangis namun aku mencoba tak menghiraukannya dan kubisikkan ditelinganya, “ bagaimana sayang…. Puas tidak?”,
Cukup lama istriku tak menjawab hingga akhirnya ia berkata,” puass ayah.. makasih..”,
Cukup senang aku mendengarnya dan membuatku semakin penasaran dengan perasaannya, padahal ia tau bahwa tadi yang menyetubuhinya bukanlah aku tapi Tito, namun entah mengapa ia bisa bersikap solah-olah tidak terjadi apa-apa. Istriku juga tau kalau dari luar sana aku menyaksikan persetubuhan mereka, hanya saja ia tak tau kalau sesungguhnya aku mendengar semua percakapannya. Ia mencoba menerima disetubuhi oleh Tito dan bersandiwara seolah – olah yang menyetubuhinya tadi adalah aku. Apa sebenarnya yang ia harapkan dari kepura-puraannya itu, apakah memang hanya sebatas mencoba memberikan atau mengabulkan apa yang menjadi fantasyku atau apa…. Enatahlah aku juga tdk tau….
“ Tumben ayah hot banget mainnya tadi…”, Tanya istriku padaku dan memandangku penuh Tanya.
“ Hmmm… enak tidak..?”, balasku dengan pertanyaan.
“ Nikmat ayah… nikmat…, kontol ayah terasa banget tadi di dalam, apalagi pas sperma ayah keluar banyak sekali tadi terasa banget panasnya…”,terang istriku
“ mantap khan sayang…. Syukurlah kalau memang kamu puas”, ucapku tersenyum.
“ Tapi ayahhh…., kenapa ayah bias keluar tadi, bukannya kalau pakai kondom itu ayah tidak merasakan apa-apa pada kontol ayah”, Tanya istriku dan membuatku merasa terjebak.
“ Ahh… khan jepitan kamu juga makin kuat sayang… jadi terasa juga sedotannya sayang…”, jawabku sedikit melantur karena aku bingung mau jawab apa.
“ truss kenapa tadi pas sperma ayah keluar kok aku ngerasa seperti benar-benar tersembur di dalam…”, pertanyaan istriku makin menjebak sepertinya.
“ masa sih sayang….”, jawabku bingung.
“ Ya iyalah ayahhh…. Kahan aku yang ngerasain, emang kondomnya bolong yahh..?”, Tanya istriku mengejar.
“ eh.. eh.. iya kayaknyam sayang…”,jawabku sekenanya.
Tiba-tiba istriku bangkit dari pembaringannya dan melangkah menuju lemari pakaian kami, ia mengambil sebuah benda yang kusimpan disana. Aku terkejut saat kulihat tiba-tiba istriku mengeluarkan kondom silicon yang memang kusimpan disana. 
Lampu kamar tiba-tiba menyala terang, dan kulihat istriku memperhatikan kondom silicon yang saat ini tergenggam ditangannya dan sambil berucap,” kondomnya tidak basah dan kotor ayah…, dan juga pada ujung kepalanya tidak bolong ayah…, apa artinya ini ayah..?”, ucapnya menerangkan dan menatapku dengan tajam.
Sulit sekali aku mau berkata saat itu, aku bingung harus bicara apa, kulihat istriku masih menatapku dan menanti jawaban dariku. “ haduuhh… harus ngomong apa ini…., sepertinya ia sengaja membuatku untuk menjelaskan apa yang telah terjadi sesungguhnya”.
“ ayah harap kamu tidak marah sayang…., semua kulakukan semata-mata untuk kebaikan kita”, kumulai mencoba menjelaskan.
“ aku meununggu penjelasan ayah…, lanjutkan ayah..”,ucap istriku tegas.
Maka kuceritakan semua rencana yang kubuat bersama Tito terhadap istriku, dengan mata berkaca-kaca istriku mencoba mendengarkan semua yang kukatakan.
“ maaf sayang… kalau hal ini membuat kamu menjadi sakit hati, salahkan ayah jangan kau salahkan orang lain, ayah yang salah karena tak dapat menjaga kesucian dirimu, dan tak dapat menghargai pengorbananmu”, tanpa sadar dengan derai air mata aku berkata, dan memeluk istriku erat.
Tangis sesegukkan istriku yang kini lebih terdengar dari sebelumnya membasahi bahuku, kupeluk erat istriku, “ Maaf sayang… maaf….” Hanya kalimat itu yang mampu ku ucapkan. Kubiarkan istriku menguasai dirinya dan meluapkan emosinya.
“ teganya ayah berbuat seperti itu…”, tiba-tiba istriku berucap.
“ maaf sayang… maaf…”, hanya itu yang mampu ku katakan.
Hening kemudian, dan hanya suara sesegukkan istriku saja yang masih terdengar. Kupeluk erat-erat dirinya menyesali semua yang telah terjadi,” maafkan aku sayang…. Maafkan aku yang telah menyakitimu, sungguh aku seorang suami yang sangat berdosa, maaf telah menzolimi dirimu…”, bathinku berkata.

“ aku juga minta maaf ayah… karena seharusnya aku bisa saja tidak membiarkan semua ini terjadi, tapi aku tidak mau merusak kesenangan ayah, dan tidak mau juga merusak fantasy ayah, dan memang selama ini juga aku merasakan kalau dalam setiap permainan sex kita aku jarang sekali merasakan kepuasan, maaf kalau aku tak jujur…, mungkin itulah yang membuat semua ini terjadi ”, jelas istriku.
“ sudahkah kau merasakan puas tadi sayang….” Tanyaku.
“ kalau boleh jujur aku memang terbawa suasana tadi, dan iya… aku puas ayah…”, jawabnya jujur
Aku tersenyum mendengarnya karena memang benar yang istriku katakana,ia terlihat begitu bergairah saat sedang bersetubuh dengan Tito, dan kuhargai kejujurannya.
“ kalau seandainya kamu bersetubuh dengan Tito lagi mau tidak saying..?”, tanyaku ingin tau.
Lama tak ia jawab, matanya tajam menatapku lalu berkata “ apa ayah memang rela diriku ini dijamah oleh laki-laki lain?”,
Sebuah pertanyaan yang memang berat sekali untuk kujawab, namun lagi-lagi karena desakan fantasy-fantasy gilaku, serta gairah yang kurasakan saat kulihat istriku sedang disetubuhi oleh pria lain membuatku kehilangan akal sehat. “ ayah rela, kalau memang ibu bisa mendapatkan kepuasan dengan cara seperti ini..”, jawabku.
Kulihat istriku menarik nafasnya dalam-dalam kemudian ia berkata, “ yahh… terserah ayah saja, kalau memang itu bisa membuat ayah juga puas dengan fantasy ayah…”, jawab istriku dan membuatku merasa terpojok.
Selanjutnya aku dan istriku masuk dalam diskusi yang lebih serius mengenai hal ini. Dalam kesepakatan yang kami buat, istriku tak mau menggunakan kondom karena akan terasa sakit baginya, dan jika memang terjadi hal-hal yang tidak di inginkan seperti terjadinya kehamilan atas istriku, ia tak mau dipersalahkan an aku harus menanggungnya tak perduli dari benih siapa kehamilan itu terjadi, dan kemudian saat istriku sedang disetubuhi oleh pria lain, ia minta agar aku juga berada dikamar yang sama bersama mereka. Itulah beberapa kesepakatan yang kami buat, termasuk tidak boleh istriku bersetubuh dengan pria lain tanpa se-ijin dan se-pengetahuanku.
“ aku harap ayah berfikir ulang yahh… apa ayah sungguh – sungguh ikhlas…”, ucap istriku setelah kami membuat kesepakatan-kesepakatan itu.
“ ayah ikhlas saying…. Ayah ingin kamu juga merasakan kepuasan”, jawabku menegaskan.
Kulihat istriku menatapku dengan datar dan sinar mata kosong entah apa yang ia pikirkan. “ apakah kamu sudah merasa segar sayang…”, tanyaku 
“ kenapa memang…”, jawabnya 
“ kalau kamu sudah segar, bolehkah kita lakukan sekali lagi, waktu juga masih menunjukkan pukul 00:00, mau sayang…”,
“apa tidak besok-besok lagi sayang…..”, jawab istriku.
“ kalau besok takutnya Tito tidak sempat lagi sayang…”, jawabku.
“ lohh.. kok sama Tito sihh…, bukannya sama ayah….”, kagetnya.
“ ayah masih ingin melihat kamu dengan Tito sayang…, mau yahh…”, rayuku.
“ TERSERAHH…..”, jawabnya sedikit sebal.

Aku yang mendapatkan lampu hijau dari istriku kemudian sedikit berlari keluar kamarku, kulihat diruang depan tak Nampak Tito, kucari ke teras juga tidak ada, hingga akhirnya aku ingat dan kumasuk kedalam kamar anak-anakku, benar saja kulihat disana Tito sedang terduduk diam dan menatap layar laptopku mungkin turut menyimak semua yang terjadi.
“ Too.. kamu sudah dengar semua khan”, tanyaku padanya.
“ Sudah mass…. Tapii….”, 
“ Sudahlah jangan pakai Tapi-tapi…. Sekarang saya minta kamu ikut saya ke kamar saya cepet”, ucapku tegas.
Akhirnya Tito mau mengikutiku untuk kembali ke kamarku. Kulihat Tito sudah mengenakan celana boxer miliknya dan mengikutiku dari belakang. Sesampainya kami dikamarku, kulihat istriku telah berbaring dan menutupi tubuhnya dengan kain selimut. Bedanya saat itu cahaya dikamarku menyala dengan terangnya sehingga kami masing –masing terlihat jelas. “ kamu duduk disamping mbak yayu situ…”, perintahku pada Tito. Dan dengan rasa canggung ia kemudian perlahan duduk tepat dipinggir Kasur disamping istriku. Tak terkecuali istriku juga terlihat canggung.
“ Tito… saya minta kamu bisa berikan mbak yayu kepuasan saat ini, dan kamu sayang… jangan ragu untuk meraih yang kamu inginkan, sungguh ayah ingin sekali melihat kamu benar-benar merasakan kepuasan itu..”, ucapanku pada mereka, namun masih saja kulihat mereka hanya diam mematung tanpa kata serta tak melakukan apapun, hingga akhirnya aku putuskan untuk keluar dulu dari kamarku.
“ayah keluar dulu sebentar mau minum…”, ucapku sambil melangkahkan kaki keluar kamar.

******
Lama sengaja aku mengulur waktu untuk mereka, hingga 15 menit kemudian aku perlahan masuk kedalam kamarku, dengan amat perlahan aku masuk dan duduk disebuah kursi yang memang terdapat didalam kamarku. Istriku dan Tito nampaknya masih belum menyadari kehadiranku saat itu, kulihat mereka saat itu sudah memulai aksinya. Saat itu Tito yang sudah ada diatas istriku dan sedang mengcup lembut leher istriku hingga istriku terdengar mendesah lembut, serta tangan Tito yang bermain di kedua buah payudara istriku yang sudah terbuka lebar hingga selimut yang mulanya menutupi seluruh tubuh istriku kini telah terlipat sebatas pinggang istriku. Masih dengan kakunya istriku menanggapi semua yang dilakukan Tito, mungkin perasaannya masih belum lepas saat itu.
“ hmmm… akhhh… Ssshhh….”, perlahan desah istriku mulai terdengar, kecupan-kecupan Tito yang semula hanya sebatas leher istriku kini mulai merambat secara perlahan mengecup lembur bibir istriku. Hmmmm.. akhmmm…. Suara kecupan-kecupan bibir mereka serta aliran nafas yang mulai tak teratur. Semakin lama istriku mulai mengikuti permainan Tito, yang semula hanya diam pasrah kini mulai membalas setiap pagutan bibir Tito pada bibirnya. Kulihat bibir mereka kini sudah mulai bermain makin ganas, lidah mereka mulai saling menjulur dan menghisap satu sama lain, sedangkan remasan-remasan Tito pada payudara istriku semakin gencar dan keras, “ Oukkhhh… akkhhh…. Iyahhh… Ouukkkhhhhh….!!!”, Desah istriku mulai terbawa suasana permainan Tito.
Kedua tangan istriku mulai tak tentu arah, tak jelas ingin menggapai apa, kadang ia peluk kepala Tito, kadang mengusap lembut punggung Tito, dan terkadang meremas ketat seprei Kasur untuk melampiaskan gejolak yang ada.
Rangsangan yang kurasakan tak kalah dengan yang mereka rasakan, detak jantungku semakin keras, aliran darahku semakin tak menentu menyaksikan semuanya itu. “ Ouukkkhhh…. Iyyahh mbakk… iyyahh…”, tba – tiba desahan Tito keluar saat kulihat tangan istriku masuk kedalam boxer yang Tito kenakan dan menggenggam lembut serta mengocok batang kontol Tito. “ Iyahhh.. mbak… oufhhh enak mbak, kocok terus mbak…”, tampak wajah Tito mengadah ke atas menikmati yang istriku perbuat kepadanya. Tatapan istriku kulihat begitu bergairah, wajahnya terlihat binal sekali saat mengocok batang kontol Tito, dan tajam matanya seperti ingin melumatkan Tito dengan siksaan kenikmatan darinya.
Sepertinya Tito memang menyimpan hasrat terhadap istriku, terlihat dari caranya ia memperlakukan istriku, kecupan-kecupan yang ia daratkan pada leher, pipi, hingga sedotan-sedotan lembut pada kedua payudara istriku ia lakukan dengan penuh perasaan dan penghayatan. “ Akkhh… iyaahhh… yang kuatthhh…”, desah istriku saat Tito menghisap kedua putting susu istriku secara bergantian. Kini tangan Tito mulai merambat turun secara perlahan masuk kedalam lipatan selimut bagian pinggul istriku. “ Oukkhhh…. Iyyahhhh… akkhhh….”, desah istriku makin keras dan kedua kakinya terlihat menekuk keatas dan membentang sedikit melebar, serta tangannya menjambak rambut Tito yang masih saja sibuk menghisap kedua putingnya.
Lihai dan sangat berpengalaman yang kulihat dari apa yang dilakukan oleh Tito. Aku yakin kini jari-jari tangan Tito sudah mulai bermain di area selangkangan istriku, usapan-usapan lembut pada klitoris istriku, semakin membuat istriku Nampak makin lupa dengan siapa saat itu ia bersetubuh. Ouukkhhh… iyaahhh…. Terusss…. Iyaahh…
Terusssss.. Toooo… terusss…. Aakkhhhh….
Aakkkhhh…. Tittoooo…. Akkkhhhh…..
Tanpa sadar kini kain yang semula menutupi tubuh istriku kini sudah terbuka lebar, hingga praktis tubuh istriku tak tertutupi sehelai benangpun, dan jari-jari tangan Tito kini Nampak jelas kulihat sedang bermain di lubang memek istriku. Nampak jari tengah itu keluar masuk dalam lubang memek istriku, membuat istriku semakin terengah-engah dalam nikmat.
Cukup lama posisi Tito menimpa istriku, hingga akhirnya kulihat mereka merubah posisi. Kini Tito berdiri tegak dengan kedua lututnya menghadap istriku dan kemudian perlahan mulai membuka celana boxer yang selama ini masih ia kenakan. Wooww….. bukan hanya istriku yang Nampak takjub dengan apa yang keluar dari dalam celana Tito, namun aku juga merasa iri melihatnya. Kulihat kini Nampak batang kontol Tito telah tegak menantang dengan gagahnya, panjangnya yang 17cm serta diameter 5cm makin menambah angker tampilannya.
“ Hisap mbak….”, ucap Tito sesaat setelah batang kontolnya telah keluar dari sarangnya. Sempat kulihat mata istriku menatap padaku saat ia menyadari bahwa aku sudah berada bersama mereka. Kulihat ada perasaan bersalah dari raut wajahnya, “ ayoo sayang…. Puaskan dirimu…. Ayooo lakukanlah..”, ucapku untuk menghilangkan keraguan istriku.
Perlahan kulihat istriku mulai mendekati batang kontol Tito yang tegak dengan gagahnya, tangannya sebelah kiri mulai ia arahkan untuk menggenggam batang kontol itu, “ Ahhh….”, desah istriku takjub, karena baru ini dia melihat dengan jelas betapa gagahnya batang kontol milik Tito itu. Perlahan istriku mulai mengocok lembut kontol itu, “ Akkhhh… iyahhh mbak…. Iyahh…, hisap mbak… hisap…”, desah Tito menahan rangsangan dari istriku. “ Ouffhhhh…. Akkhhh…. Mabaaakkk… akkhhh…”, suara desah Tito makin keras saat istriku mulai memsukkan batang kontolnya kedalam mulutnya dan mulai mengulum lembut dengan hispan-hisapan kuat bagai sedang mengemut permen lollipop, aku tau itu….., karena aku sendiri selalu dibuatnya menggigil saat menikmati hisapan-hisapan mulutnya pada kontolku.
Terus… dan terus, hisapan mulut istriku semakin liar dan kuat pada batang kontol Tito. “Akkhhh…. Mabakkk…. Akkhhh…. “, desah Tito menikmatinya. Kulihat istriku mencoba untuk menelan semua batang kontol Tito, namun ia selalu tersedak karena batang kontol Tito terlalu panjang untuk mulut mungilnya.
“ Udahhh mbak… saya udah gak kuatthhh….”, ucap Tito disela-sela desahannya.
“ Kamu udah mau keluar Too…”, Tanya istriku sesaat menghentikan isapannya.
“ Belum mbak…. Akhh.., saya udah gak kuat mau masukin ke memek mbak..”, jawabnya.
“ Owwhhh…..”, hanya itu yang istriku ucapkan seraya melepaskan genggaman tangannya dari batang kontol Tito dan mulai merebahkan dirinya serta membuka lebar-lebar kakinya sehingga Nampak lubang memek istriku terbuka lebar merah merekah, dan menanti sesuatu yang akan menghujam dalam lubang itu. Sesaat sempat mata istriku kembali memandang diriku, tanpa kata namun dari sorot matanya aku tau bahwa dirinya meminta restu dariku, dan hanya dengan anggukan kepalaku aku membalas tatapan matanya yang berarti “ lakukan sayang”.
Yang dilakukan Tito juga tak jauh berbeda, iapun menatapku tajam dan memiliki makna yang sama dengan istriku. Kembali dengan anggukan kepala aku jawab tatapan mata itu.
Restu sudah mereka dapatkan, seketika kulihat Tito mulai mendekatkan mulutnya pada selangkangan istriku dan mulai menjilat lembut klitoris istriku serta labia mayora yang sudah mulai terlihat menggelambir sedikit pada lubang memek istriku. “akkkhhhh…. Ouukkhhh…. Ssshhhhh….”, desah istriku dan menjambak rambut Tito yang kini kepalanya sedang tenggelam dalam selangkangannya. “ Oukkhhh… Tooo… ngiluuuu…. Akkhhh.. nikmattt… akkhhhh….”, desah istriku parau menahan gejolaknya.
“ Udahhh Ttooo… akkhhhh… ayyoooo…., mbak udahh gak khuattt…. Ayyoooo… akkhhhh…”, 
Kulihat Tito mulai menghentikan kegiatannya dan mulai mengatur posisi ditengah-tengah selangkangan istriku. Dengan tatapan sayu istriku menatap Tito dengan perasaan yang tak menentu serta menahan desiran-desiran gairah yang mendera dirinya.
Perlahan Tito mulai mendekatkan pinggulnya, batang kontolnya ia genggam dengan tangan kirinya dan tangan kanannya memegang lutut kiri istriku dan menekannya agar lebih terbentang lebar. “ SShhhh… aakhhh…”, desah istriku saat kulihat kepala batang kontol Tito mulai menyentuh bagian sensitive pada lubang memeknya. Setelah Tito merasa kepala kontolnya tepat berada pada gerbang masuk lubang memek istriku, perlahan Tito mulai menekan turun pinggulnya dan BLESSSS…. CLEEBBB….. sangat mudah kulihat kepala kontol Tito menembus masuk dalam memek istriku, itu karena memang bentuk kontol Tito yang kecil pada bagian kepalanya hingga dengan mudah menembus memek istriku, namun ketika pada bagian batangnya mulai menekan masuk, “ akkhhhhh…. Oukhhh… pelaannn… akhhh sakiit…”, jerit istriku dan kedua tangannya mencoba menahan laju pinggul Tito untuk tidak menekan lebih jauh.
Tito menahan gerak laju kontolnya pada memek istriku sesat dan memberikan waktu istriku untuk menyesuaikannya. Saat itu hanya baru sebatas 1/3 batang kontol Tito yang masuk dalam lubang memek istriku, namun rasanya istriku sudah merasakan sensasinya, “ Oukkhhh… tahan sebentar Tooo…” ucap istriku dengan tubuh bergetar. Sambil menunggu istriku siap menerima hujaman kontolnya lagi, Tito mencoba memberikan rangsangan pada istriku dengan hisapan-hisapan lembut pada payudara istriku dan remasan-remasan lembut lembut tangannya.
Oukkkhhh… akkhhh… Sssshhhh…. Aaahhhh…., desah istriku menikmati rangsangan-rangsangan yang diberikan oleh Tito. Aku yang menyaksikan semua itupun mersakan adrenalinku semakin meninggi, dan batang kontolku turut tegak berdiri. Dengan tanganku kucoba mengocok batang kontolku dan menyaksikan keseruan istriku yang saat itu sedang disetubuhi oleh Tito.
“Akkkhhhhh….. Oouuikkkhhh… Heekkhhh… Ttooooo….”, teriak istriku tiba-tiba terdengar sperti orang tersedak ketika kulihat pinggul Tito menekan kuat pinggulnya hingga membuat batang kontolnya menghujam lebih dalam memasuki lubang memek istriku. “ Akkhhh… mbakkk… sshhhh….”, desah Tito turut menikmati menyatunya kelamin mereka.
Sesaat Tito membiarkan batang kontolnya terendam dalam lubang memek istriku, mungkin menikmati kehangatan jepitan lubang memek istriku. Tampak pula tubuh istriku seperti orang mengigil,dan mulutnya mengigit bibir bawahnya, serta gerakan pinggul yang Nampak bukan sedang memutar melainkan berkedut-kedut saat menerima hujaman batang kontol Tito pada lubang memeknya.
Kulihat, walau batang kontol itu telah menghujam masuk dalam memek istriku dan sepertinya sudah mentok hingga ke dasarnya, namun masih kulihat kira-kira masih ada 3cm lagi yang belum sepenuhnya masuk karena saking panjangnya kontol Tito itu. Dan memang seperti yang pernah aku baca pada sebuah artikel, untuk kedalaman lubang memek orang asia itu hanya sebatas 12cm, namun pada saat menerima rangsangan penuh, maka leher Rahim atau mulut Rahim akan semakin dalam hingga lubang memek akan semakin bertambah dalam hingga 14cm. pantas saja batang kontol Tito dengan panjang 17cm tidak dapat masuk sepenuhnya ke dalam lubang memek istriku.
Oukkhhhh… akkhhhh…. Iyahhhh…. Terus Tooo… akkhhh…., desah istriku mulai terdengar seiring permainan mereka yang semakin panas.
Akkkkhhh… oyaaahh.. mbak… iyahhh…. Goyang mbakkk…, desah Tito tak kalah garang mengiringi hujaman-hujaman kontolnya pada lubang memek istriku yang mulai ia gerakkan naik turun hingga batang kontol itu keluar masuk menghujam lubang memek istriku. Terlihat bibir memek istriku ikut tertarik keluar saat batang kontol Tito bergerak keluar dari memeknya, dan ikut melesak kedalam saat batang kontol Tito menghujam masuk kedalam memeknya.
Grakan-gerakan yang semula terlihat lambat dan lembut kini semakin kencang, goyangan pinggul istriku turut menyambut batang kontol Tito saat tenggelam dalam lubang memeknya, “ Akkhhh… iyahhh… mentok Tooo… akkhhh….”, desahnya dan melipatkan kakinya pada pinggul Tito, serta diangkat dan diputar-putar untuk memberikan rasa nikmat pada Tito.
“ iyahhh mbakkk… ouffhhh… iyahhh…, goyang mbakkk…”, desah tito menikmati goyangan pinggul istriku yang ia rasakan seolah melumat batang kontolnya.
Cukup lama mereka dengan posisi misionaris hingga akhirnya Tito meminta merubah posisi dengan istriku berada diatasnya. Cllop… sesaat terengar suara tercabutnya batang kontol Tito dari dalam jepitan lubang memek istriku. Tito merebahkan dirinya disamping istriku, yang kemudian istriku bangkit dan menempatkan pantatnya diatas pinggul Tito. Dengan tangan kirinya istriku menggenggam batang kontol Tito dan mengarahkan kepala kontol itu tepat pada gerbang masuk memeknya, dan Blessss…. Clebbb…., Akkkhhhhh… Ouukkhhhh….. , desah mereka bersamaan mengiringi menyatunya kembali kelamin mereka.
Tanpa membuang waktu istriku mulai menggenjot pinggulnya naik turun dengan irama cepat, “ Oukkhhh… akkhhhh…”, desah istriku mengejar kenikmatannya. Memang posisi WOT adalah posisi favorite istriku karena ia akan lebih menguasai permainan dan dapat mengatur sendiri rasa nikmat yang ia inginkan. “Oukkhhh…. Iyah mbakkk… oukhhh…”, desah Tito menikmati goyangan-goyangan pinggul istriku.
5 menit sudah istriku menggoyang pinggulnya, dan nampaknya ia mulai mersakan lelah dan peluh pada dirinya. Tito yang melihat itu tiba-tiba mengangat pinggul istriku hingga batang kontolnya terlepas dari jepitan memek istriku. “ akkhhh… kenapa Tooo…”, Tanya istriku.
“ Nungging mbak…”, jawabnya.
Dengan tubuh yang mulai lelah istriku memposisikan dirinya untuk Dogy style, indah sekali kulihat pinggulnya itu. Sesaat sebelum Tito akan menghujamkan batang kontolnya kembali ke dalam lubang memek istriku, aku merasakan orgasmeku akan segera dating, kurasakan aliran sperma pada batang kontolku yang akan membuncah keluar. Maka dengan cepat aku aku hampiri istriku yang memang sudah siap dengan posisi Dogy, “ Maaf sebentar Tooo… saya mau keluar…”, 
Nampaknya Tito mengerti yang kumau dan mempersilahkan diriku untuk menghujamkan kontolku pada lubang memek istriku. “ sayang… ayah mau keluar…, ayah keluarin di memek ibu yahh…”, ucapku dengan mencoba mengarahkan batang kontolku tepat pada lubang memek istriku.
“ iyahhh.. ayahhh… semprot semuanya di dalam…, aku terima pejuh ayah, ayoo ayah…”, jawab istriku semakin membuatku ingin meledak.
OOUUKKKKHHHH…. AAKKKHHHH….., desahku dan istriku bersamaan saat kuhujamkan batang kontolku masuk dalam lubang memeknya yang kini semakin terasa lebar. Langsung kugerakkan dengan kencang keluar masuk batang kontolku pada lubang memeknya hingga tak berselang lama, Creettt…. Crettt… Creettt…., kutekan habis kontolku menghujam memasuki lubang memek istriku dan beberapa kali kontolku menyemburkan sperma yang kental mengisi relung dalam lubang memek istrku.
Aakhhhh… iyahh ayahhh… akkhhhh… hmmm…, desah istriku saat kuhujamkan keras batang kontolku dan terasa olehnya kedutan-kedutan batang kontolku pada lubang memeknya. Perlahan setelah smprotan terakhir sperma yang keluar dari batang kontolku, aku mulai menarik kontolku dari jepitan lubang memek istriku, dan terlihatlah lelehan sperma yang keluar dari dalam lubang memek istriku, mengalir hingga ke pahanya dan membasahi seprei Kasur.

Lanjut...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar